Hari-hari ini udara pada malam dan pagi hari terasa sangat dingin. Dingin yang menusuk hingga ke sum-sum, kata beberapa orang. Walau pun demikian, terus terang penulis sendiri belum mengukur atau memeriksa temperaturnya pada pengukur suhu. Tapi nyatanya memang demikian.
Sementara itu pada siang hari udara terasa panas terik dan angin bertiup sangat kencang, kencang sekali. Dan...ketika berhadapan dengan situasi dengan, kearifan lokal mengajarkan bahwa ini pertanda musim kemarau telah memuncak.
Tulisan ini hendak memaparkan beberapa hal, lebih kurang 5 (lima) fenomena yang mesti diwaspadai, secara khusus oleh masyarakat Pulau Timor yang secara harafiah berarti 'pulau kering'.
Dalam kehidupan sehari-hari, kelima fenomena ini saling kait mengait antara satu dengan yang lain. Biasanya kalau yang satu sudah terjadi, orang lengsung berpikir tentang hal lain yang bakal mengikuti.
Sebagai insan yang peduli terhadap lingkungan hidup, tulisan ini hendak mengajak kita untuk bukan hanya waspada, tetapi berjuang untuk mencegah sedapat mungkin fenomena-fenomena yang mendatangkan kerugian bagi manusia dan lingkungannya.
Kelima fenomena itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Â Â Â Debu atau Abu Beterbangan
Debu-debu dijalanan pun beterbangan. Anak-anak sekolah terpaksa harus menutup hidungnya dengan tangan, lantaran debu yang beterbangan akibat mobil yang lewat. Lain kali mereka terpaksa harus berhenti sebentar menunggu debu di jalanan sudah redah, baru mereka melanjutkan perjalanan kaki menuju sekolah.
Maklumlah bahwa tidak semua jalanan ke sekolah sudah beraspal. Bahkan ada yang sudah beraspal, tetapi karena aspalnya tidak kuat atau telah rusak, itulah yang menyebabkan debu beterbangan.
Debu atau abu menyebabkan pakaian seragam yang dikenakan anak-anak sekolah cepat kotor. Selain itu, terlebih adalah gangguan kesehatan. Mereka terlihat mulai batuk-batuk yang ujung-ujungnya ada ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Atas.
Kalau sudah demikian, maka mereka (anak-anak sekolah) tidak dapat ke sekolah karena sakit, dan tentu saja mereka akan mengalami ketinggalan bahan pelajaran. Sementara itu kalau mereka sakit mereka membutuhkan uang untuk berobat. Belum lagi banyak keluarga miskin yang selalu berharap mendapatkan BLT, PKH dan lain-lain.