Atau Tutty Aghnia mengatakan "Kalo kamu menang judi online itu karena kamu lagi 'dikasih' sama bandarnya. Kalo ada yang kaya dari judi online berarti dia bandarnya".
Shalahuddin Ahmad, seorang ex ITB, Kandidat PhD Economics menjawab pertanyaan adakah orang yang kaya karena judi? Bahwa ada dong, seperti Donald Trump, tapi dia kaya bukan karena main judi atau jadi kecanduan judi, dia jadi kaya karena jadi bandar judia alias pemilik usaha judi.
Sedangkan orang  yang kecanduan judi, biasanya bukan hanya jadi melarat, tetapi bahkan tertimpa utang besar.
Demikianlah beberapa kutipan sharing pengalaman mengenai judi.Â
Beberapa orang di sekitar rumah tempat tinggal penulis, setiap pagi dan sore selalu mengisi Kupon Putih atau yang mereka sebut 'Mengisi Shio". Â Sudah lama saya mengamat-amati mereka.Â
Yang namanya judi baik offline atau pun online, seolah-olah selalu memberi harapan kepada pengguna atau pemainnya. Kalau kali ini 'sipit' atau hampir kena, ia pasti akan berjuang terus sampai kena.Â
Jadi, supaya kena satu kali, ia harus bermain atau memasang beberapa kali. Artinya satu kali untung atau kena, ia harus kalah seribu kali. Â Maka benarlah apa yang dikatakan Tutty Aghnia bahwa kalau kali ini kamu menang, itu karena "dikasih" oleh bandarnya!
Sebagai candu bagi masyarakat, judi selalu memberi 'iming-iming' untuk menjadi kaya, meskipun dalam kenyataan, tidak pernah ada orang kaya melalui judi, kecuali ia adalah bandarnya!
Bagaimana kita memberantasnya?
Nah, setelah mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, anda masih mau berjudi? Silahkan, asal jangan mempersalahkan saya, sebab saya sudah berterus terang mengenai dampak dari judi itu sendiri.
Marilah kita berusaha untuk memberantas judi supaya tidak menjadi candu bagi masyarakat.Â
Bagaimanakah kita dapat mengentikan judi itu, sementara judi sudah menjadi darahdaging masyarakat di sekitar kita? Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, dalam hal ini mengingatkan mereka yang doyan bermain judi bahwa judi itu akar dari semua kejahatan.. Karena kalau orang kalah judi, apapun yang ada di hadapannya pasti dijualnya untuk menebus kekalahannya.Â