Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini 6 Keuntungan Bila Anak Kita Masuk Asrama

29 Agustus 2023   13:24 Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:28 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak Asrama Calasanz mengikuti rekoleksi Laudato Si (foto: dok Asrama Calasanz)

Ada pendapat yang pro dan kontra dengan kebijakan sekolah berasrama. Kelompok orang tua yang pro pendidikan asrama biasanya bertolak dari pengalaman mereka dulu ketika masih sekolah umumnya mereka tinggal di asrama. Selain itu mereka sendiri paham betul keuntungan yang didapat bila anak tinggal di asrama. Karena itu para orang tua tersebut sangat mendukung kebijakan sekolah berasrama.

Tetapi ada juga orang tua yang kontra kebijakan sekolah berasrama.  Kelompok orang tua yang tidak setuju anak tinggal di asrama, pada umumnya mereka mempertahankan pandangan bahwa pendidik yang pertama dan utama bagi anak adalah orang tua, bukan orang lain. Dalam hal ini mereka berpandangan bahwa dengan menitipkan anak di asrama, seolah-olah orang tua mau melemparkan tanggungjawabnya dalam pendidikan anak kepada asrama.

Terhadap kedua kelompok ini konsep sekolah berasrama atau pendidikan berbasis asrama harus dikemas dengan baik dan menarik oleh sekolah atau pun dengan kolaborasi pihak ketiga sehingga dapat meluluhkan pandangan kelompok kontra sekolah berbasis asrama tersebut.

Sehubungan dengan konsep pendidikan berbasis asrama sebenarnya bukanlah sebuah konsep yang baru. Pendidikan berbasis asrama sudah lama dipraktekkan terutama di kalangan swasta seperti Gereja, Masjid, Wihara dan lain-lain. Pendidikan berbasis asrama atau sekolah berasrama sebenarnya merupakan kolaborasi antara pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di asrama, di mana anak-anak atau siswa menjalani proses pembelajaran secara lengkap dan utuh mulai dari belajar, bermain, dan mendapatkan berbagai ketrampilan hidup.

Konsep sekolah berasrama atau boarding school yang saya maksudkan berbeda dengan konsep pesantren atau sekolah kebiaraan. Yang saya maksudkan dengan sekolah berasrama atau boarding school adalah kolaborasi antara suatu komunitas atau organisasi atau perorangan yang selain memiliki sumber daya finansial, juga memiliki keprihatinan terhadap pendidikan anak-anak.

Biasanya boarding school atau sekolah berasrama  ini dikelola oleh para pemuka agama, terutama di kalangan Gereja Katoliknya, umumnya oleh komunitas atau tarekat tertentu yang memiliki visi dan misi khusus bagi pendidikan dan pengembangan kaum muda.

Dalam hal ini salah satu komunitas Katolik yang memberi perhatian khusus bagi pendidikan kaum muda melalui asrama adalah Komunitas Para Imam Skolapios yang didirikan oleh Santo Yosef Calasanz (1557-1648).

Merilis https://skolapios.org, para anggota Ordo Hidup Bakti yang didirikan pada abad ketujuh belas itu memiliki dedikasi untuk penginjilan melalui pendidikan kepada anak-anak, khususnya pendidikan asrama.

Dan untuk itulah para Skolapios mendirikan sebuah asrama dengan nama Asrama Calasanz sesuai dengan nama pendiri ordo mereka pada tahun 2017. Saat ini asrama Calasanz memiliki penghuni 108 siswa yang terdiri dari siswa SMA sebanyak 53 orang, dan siswa SMP sebanyak 58 orang.

Di mana saja siswa-siswa ini bersekolah? Para imam Skolapios mulai membangun kolaborasi dengan sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA terdekat, yaitu SMAK Suria; SMAN 1; SMA Bina Karya;  SMA St. Angela;  SMPK Don Bosco; SMPN 1; dan SMP St. Angela.

Setelah berjalan hampir 6 tahun banyak keluarga dan orang tua yang anak-anaknya pernah dititipkan di asrama Calasanz memberi kesaksian tentang keuntungan yang diperoleh ketika anak-anaknya diterima di asrama Calasanz.

Ilustrasi pendidikan asrama Calasanz (sumber:edelvives.com)
Ilustrasi pendidikan asrama Calasanz (sumber:edelvives.com)

Setidaknya ada 6 keuntungan bila anak kita masuk Asrama Calasanz, yakni :

Pertama, Anak-anak dilatih untuk disiplin dan hidup sehat

Disiplin itu kata kunci pertama. Kata kunci kedua adalah hidup sehat. Anak-anak merasa seperti di rumah sendiri. Mereka dilatih untuk disiplin dalam berbagai hal. Mulai dari bangun pagi, waktu makan, waktu olahraga, waktu bekerja dan waktu ke sekolah. Disiplin mulai dari hal-hal yang kecil. Anak-anak dilatih untuk peka terhadap kebersihan diri, dan kebersihan lingkungan.  Tidak ada satu sampah plastik pun yang ada di sekitar anak berada. Begitu melihat sampah, anak langsung tergerak untuk memungutnya. Itulah displin dan kepekaan yang ditanamkan.

Kedua, Anak-anak dilatih dan dididik untuk hidup religius

Setiap anak yang menjadi anggota asrama Calasanz mendapat perhatian dari pembinanya, termasuk kehidupan rohaninya. Karena itu anak-anak dilatih dan dididik untuk memiliki kehidupan religius yang baik. Anak tahu berdoa, tahu melakukan meditasi rohani, tahu menyanyi dan menari dengan baik dan seni. 

Ketiga, Ada pelajaran tambahan Bahasa Inggris dan Spanyol

Satu keuntungan yang dapat diperoleh di asrama adalah eskul bahasa Inggris dan Spanyol. Setiap anak akan mendapatkan pelajaran tambahan atau kursus bahasa Inggris dan Spanyol, melalui program "Learning With Calasanz". Ya, karena sebagian besar para imam yang ada di asrama ini berasal dari Spanyol dan Filipina. Karena itu, bahasa Spanyol juga menjadi eskul bagi anak-anak yang tinggal di Asrama Calasanz.

 

Keempat, Olahraga dan olahfisik yang teratur

Olahraga secara teratur akan membuat seseorang menjadi sehat dan memiliki kesegaran jiwa. Karena anak-anak yang tinggal atau masuk asrama ini selalu akan berolahraga setiap hari pada waktunya, minimal satu hari satu jam olahraga. Selain itu ada juga olahfisik. Mereka juga dilatih dengan berbagai ketrampilan mengolah sampah, membuat Eco Enzym,  juga mengolah kebun dengan menanam sayur, bunga  di sekitar komplek asrama.

Kelima, Setiap Anak mendapatkan perhatian khusus dari pembinanya

Dalam asrama ini setiap anak mendapatkan perhatian khusus oleh masing-masing pembina. Hal ini tentu berbeda dari asrama lain yang tidak mempunyai perhatian khusus kepada siswa secara perorangan. Di asrama ini setiap anak mendapat attensi khusus. Apabila anak itu memiliki kebiasaan menyendiri, akan diperhatikan khusus sehingga dia bisa berbaur dengan teman lain. 

Keenam, Anak-anak dilatih untuk memiliki kepekaan sosial

Selain kelima keuntungan yang telah diuraikan tadi, ada juga satu keuntungan lain yang tidak bisa diabaikan dari kehidupan di asrama ini, yakni anak dilatih untuk memiliki kepekaan sosial dengan orang lain.

Kalau di rumah anak punya kebiasaan membuang makanan sisa, di asrama dilatih untuk peka terhadap orang lain yang mungkin tidak makan pada hari ini. Karena itu, anak-anak dibiasakan untuk mengambil makan sesuai kemampuan. Artinya ambil sedikit, kalau mau tambah baru ambil lagi supaya tidak ada nasi atau sayur sisa yang terbuang di piring. Mengapa demikian? Kata Paus Fransiskus: "Sisa nasi yang dibuang adalah hak atau milik orang miskin". Di sini anak dilatih memiliki kepekaan sosial sejak dini.

Itulah sebuah pendidikan pendidikan karakter yang baik yang diperoleh di asrama. Diharapkan kerja sama dan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah dan pengelola asrama serta orang tua di rumah. Melalui kolaborasi yang baik,  keuntungan dan manfaat anak tinggal di asrama bisa berbeda dari anak tidak tinggal di asrama.

Atambua, 29.08.2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun