Ada pendapat yang pro dan kontra dengan kebijakan sekolah berasrama. Kelompok orang tua yang pro pendidikan asrama biasanya bertolak dari pengalaman mereka dulu ketika masih sekolah umumnya mereka tinggal di asrama. Selain itu mereka sendiri paham betul keuntungan yang didapat bila anak tinggal di asrama. Karena itu para orang tua tersebut sangat mendukung kebijakan sekolah berasrama.
Tetapi ada juga orang tua yang kontra kebijakan sekolah berasrama. Â Kelompok orang tua yang tidak setuju anak tinggal di asrama, pada umumnya mereka mempertahankan pandangan bahwa pendidik yang pertama dan utama bagi anak adalah orang tua, bukan orang lain. Dalam hal ini mereka berpandangan bahwa dengan menitipkan anak di asrama, seolah-olah orang tua mau melemparkan tanggungjawabnya dalam pendidikan anak kepada asrama.
Terhadap kedua kelompok ini konsep sekolah berasrama atau pendidikan berbasis asrama harus dikemas dengan baik dan menarik oleh sekolah atau pun dengan kolaborasi pihak ketiga sehingga dapat meluluhkan pandangan kelompok kontra sekolah berbasis asrama tersebut.
Sehubungan dengan konsep pendidikan berbasis asrama sebenarnya bukanlah sebuah konsep yang baru. Pendidikan berbasis asrama sudah lama dipraktekkan terutama di kalangan swasta seperti Gereja, Masjid, Wihara dan lain-lain. Pendidikan berbasis asrama atau sekolah berasrama sebenarnya merupakan kolaborasi antara pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di asrama, di mana anak-anak atau siswa menjalani proses pembelajaran secara lengkap dan utuh mulai dari belajar, bermain, dan mendapatkan berbagai ketrampilan hidup.
Konsep sekolah berasrama atau boarding school yang saya maksudkan berbeda dengan konsep pesantren atau sekolah kebiaraan. Yang saya maksudkan dengan sekolah berasrama atau boarding school adalah kolaborasi antara suatu komunitas atau organisasi atau perorangan yang selain memiliki sumber daya finansial, juga memiliki keprihatinan terhadap pendidikan anak-anak.
Biasanya boarding school atau sekolah berasrama  ini dikelola oleh para pemuka agama, terutama di kalangan Gereja Katoliknya, umumnya oleh komunitas atau tarekat tertentu yang memiliki visi dan misi khusus bagi pendidikan dan pengembangan kaum muda.
Dalam hal ini salah satu komunitas Katolik yang memberi perhatian khusus bagi pendidikan kaum muda melalui asrama adalah Komunitas Para Imam Skolapios yang didirikan oleh Santo Yosef Calasanz (1557-1648).
Merilis https://skolapios.org, para anggota Ordo Hidup Bakti yang didirikan pada abad ketujuh belas itu memiliki dedikasi untuk penginjilan melalui pendidikan kepada anak-anak, khususnya pendidikan asrama.
Dan untuk itulah para Skolapios mendirikan sebuah asrama dengan nama Asrama Calasanz sesuai dengan nama pendiri ordo mereka pada tahun 2017. Saat ini asrama Calasanz memiliki penghuni 108 siswa yang terdiri dari siswa SMA sebanyak 53 orang, dan siswa SMP sebanyak 58 orang.
Di mana saja siswa-siswa ini bersekolah? Para imam Skolapios mulai membangun kolaborasi dengan sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA terdekat, yaitu SMAK Suria; SMAN 1; SMA Bina Karya; Â SMA St. Angela; Â SMPK Don Bosco; SMPN 1; dan SMP St. Angela.