Satu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa kita selalu hidup bersama orang lain. Itulah yang mesti kita syukuri. Â Maka membangun toleransi dengan sesama adalah bagian dari mengisi kemerdekaan itu. Kemerdekaan kita semakin berarti jika kita mampu menerima orang lain apa adanya di dekat kita.
Kelima, Terus Melaju Untuk Indonesia Maju
Sudah 78 tahun kita merdeka, maka tiada pilihan lain selain kita hendaknya terus melaju bukan secara sendiri-sendiri tetapi dalam kebersamaan sebagai bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia Maju.
Untuk mencapai Indonesia maju tidak bisa tanpa perjuangan. Kemajuan tidak turun dari langit. Maka bangkitlah generami muda Indonesia untuk mencapai Indonesia maju menuju Indonesia Emas 2045 yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan.
Buku
Tiada kemajuan tanpa (membaca) buku, karena buku merupakan sumber berbagai informasi. Buku dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal. Buku berisi ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik dan semua aspek kehidupan. Maka dengan membaca buku dapat membantu mengubah masa depan kita, dapat menambah kecerdasan baik akal maupun pikiran manusia.
Tidak bisa dibayangkan bila Soekarno tidak membaca buku untuk mendapatkan inspirasi mengenai Pancasila Dasar Negara Indonesia, kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Jika Soekarno tidak memanfaatkan perpustakaan para Pastor dari Gereja Katolik di Ende, mungkin saja beliau tidak menemukan dasar-dasar yang kuat untuk kemerdekaan Indonesia tercinta.
Maka bagi penulis, 17 Agustus 1945 hingga 17 Agustus 2023 merupakan momentum sejarah peradaban bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Momentum kemerdekaan itu harus diisi dengan berbagai kewajiban azasi untuk membangun bangsa dan negara tercinta untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Ibu Kota Negara yaitu Nusantara tidak bisa tercapai tanpa membaca buku.Â
Marilah kita mengisi kemerdekaan ini dengan budaya literasi, membaca dan membaca buku demi kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik.