Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Tips Terampil Berkomunikasi dalam Katekese

13 Agustus 2023   22:06 Diperbarui: 13 Agustus 2023   23:50 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berkatekese komunikasi yang efektif sangat penting untuk menyampaikan pesan iman dengan jelas dan membangun pemahaman yang baik ( Paus Yohanes Paulus II: Catechesi Tradendae)

Seorang fasilitator katekese itu dibentuk, bukan dilahirkan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh si jenius, Thomas Alfa Edison (1847-1931) yang menegaskan bahwa menjadi jenius itu adalah 1 % inspirasi dan 99% keringat. (Robert Bala, 2017).

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia kedua yang diadakan oleh Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia di Wisma Samadhi Klender Jakarta pada tanggal 29 Juni sampai 5 Juli 1980 pada akhirnya merumuskan katekese sebagai komunikasi iman atau tukar menukar pengalaman iman antar anggota jemaat atau kelompok umat. Dan diharapkan melalui kesaksian iman itu, para peserta saling membantu sedemikian rupa sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna.

Untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan seorang fasilitator katekese yang handal dan terampil. Sementara persoalan tetap yang dihadapi adalah kita kekurangan fasilitator yang diharapkan itu. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator katekese umat adalah terampil berkomunikasi, khususnya komunikasi iman.

Dalam hal ini komunikasi yang seharusnya terjadi dalam suatu katekese umat adalah komunikasi antara orang-orang dengan pengalaman tertentu yang dilaterbelakangi oleh kebudayaan tertentu. Dan komunikasi yang terjadi itu hendaknya menjadi komunikasi iman.

Lantas, apa yang dimaksudkan dengan keterampilan komunikasi dalam katekese itu? Seperti dirilis dalam komkat-kwi.org, keterampilan komunikasi dalam katekese adalah keterampilan atau kemampuan seseorang, dalam hal ini pemandu katekese untuk mengolah dan menyampaikan pesan secara efektif dalam suatu pertemuan iman atau ketekese sehingga maksud dari suatu pesan tersampaikan dengan baik, dan dengan demikian dapat memberikan dampak tertentu kepada orang lain.

Berikut ini 5 (lima) tips yang bisa dikembangkan oleh seorang fasilitator agar terampil berkomunikasi dengan baik dalam berkatekese.

Satu:  Mengenal peserta katekese atau audiens yang dihadapi.

Seorang fasilitator yang baik mesti mengenal terlebih dahulu siapa yang menjadi peserta katekese itu. Apakah anak-anak, remaja, muda-mudi atau orang dewasa. Bagaimana tingkat kemampuan mereka, termasuk latar belakang keagamaan mereka. Dengan pengenalan awal ini akan membantu sang fasilitator untuk menyusun bahan atau menyiapkan bahannya dengan baik yang sesuai dan relevan.

Dua: Menggunakan bahasa yang baik, sederhana dan jelas.

Seorang fasilitator yang baik  hendaknya menghindari pemakaian istilah-istilah teknik dan teologis yang sulit dipahami oleh peserta. Malah seorang fasilitator yang terampil harus bisa menyederhanakan pesan-pesan sehingga mudah dipahami oleh semua peserta katekese. Apalagi dalam hal ini mereka yang pengetahuan iman dan keagamaannya masih kurang.

Tiga: Pandai menggunakan contoh dan ilustrasi.

Pemandu yang terampil dan komunikatif sangat familiar dengan contoh dan ilustrasi menarik. Ia hendaknya menggunakan contoh dan ilustrasi yang dapat membantu memperjelas konsep-konsep yang kompleks. 

Misalnya  menggunakan cerita, analogi atau gambaran visual yang tujuannya membantu para peserta katekese memahami pesan yang disampaikan.

Selain itu, dengan contoh dan ilustrasi yang menarik akan membantu mencairkan suasana pertemuan sehingga tidak menjadi tegang, melainkan hidup dan familiar.

Empat: Menggunakan Media yang relevan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun