Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lahurus: Sebuah Dusun Kecil yang Menyimpan Sejuta Kenangan

8 Agustus 2023   11:05 Diperbarui: 8 Agustus 2023   11:10 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendiang Charles Hutagalung pernah menuliskan sebuah lirik lagu yang terkenal dengan judul "Kenangan Natal Di Dusun Kecil". Lagu tersebut didendangkannya bersama Tissia pada tahun 1996. Sebagian dari lirik lagunya berbunyi sebagai berikut:

Jauh di dusun yang kecil, di situ rumahku.

Lama sudah kutinggalkan, aku rindu

Tahun-tahun telah berlalu, menambah rinduku

Nantikan kedatanganku, dusunku... (1996).

Adalah sebuah dusun kecil terletak di bawah gunung Lakaan, di pedalaman Pulau Timor. Nama dusun itu Lahurus, yang sebelumnya bernama "Laborus" dalam bahasa Tetun artinya 'tidak bisa tembus'. 

Mengapa tidak bisa tembus? 

Menurut penjelasan Pastor Puplius Meinrad Buru SVD, konon di bagian tengah Fialaran (tempat dusun itu berada) tumbuh hutan lebat yang tidak bisa tembus pandang.

Baca juga: Ba

Di tengah-tengah hutan itu ada sebuah tempat bernama  "Fatin Lulik, Foho Bot Rai Bot" yang secara harafiah berarti "tempat yang kudus". 

Pada zaman itu diyakini sebagai tempat pertemuan antara Rai Nain yaitu penguasa semesta yang turun dari gunung Lakaan (foho) dan yang naik dari laut (tasi).

Tidak ada seorang pun yang berani membuka perkampungan di tengah hutan lebat itu. Dan untuk melintasi daerah itu, orang mesti berjalan melingkari tempat paling keramat di tengah hutan itu di mana ada sumber air terbesar.

Seandainya ada orang yang berani melintasinya pun, ia tidak mungkin akan tiba di ujung lain atau tidak mungkin akan tiba kembali di rumahnya, tetapi  orang itu akan hilang begitu saja di tengah hutan.

Peristiwa ini dalam bahasa daerah setempat (Tetun) "tidak tembus" atau "Laborus".

Dari istilah ini, kemudian tempat atau dusun ini diberi nama "Laborus" dan akhirnya berubah dialek menjadi "Lahurus" hingga sekarang ini.

Ya, itulah sekilas latar belakang nama dusun kecil "Lahurus", yang kini telah terkenal di antero dunia karena menyimpan sejuta kenangan.

Dalam tulisan ini, penulis mengajak pembaca menemukan tapak-tapak sejarah yang sekaligus menjadikan nama dusun kecil di kaki gunung Lakaan itu mulai dikenal dunia.

Pertama: Lahurus Menjadi Pusat Misi Jesuit di Timor -Belanda (1886-1913)

Nama Lahurus pertama kalinya dijumpai dalam surat Pastor Kraaijvanger SJ kepada Provinsial Jesuit Belanda pada 18 September 1883. Dalam suratnya itu Pastor Kraaijvanger menulis: 

"Di Fialaran, kami akan menetap di Lahurus. Dulu orang Portugis juga kelihatan sangat senang tingga di sana karena ada sumber air yang mengalir di sana sangat besar yang tidak pernah saya lihat sebelumnya di India...."

Dalam surat lainnya kepada Uskup Batavia, dia menulis:

 "...masih perlu dibangun juga satu stasi di pegunungan, dan sebaiknya di Lahurus dalam kerajaan Fialaran. Tempat itu boleh dikatakan pusat dari seluruh kerajaan Fialaran dan telah diserahkan kepada saya dengan segenap hati oleh raja agung: Loro Sera Lorok untuk tujuan misi kita".

Selain mendirikan Gereja, para misionaris juga mendirikan sekolah bagi orang Timor di Lahurus dan selanjutnya  Lahurus ditetapkan menjadi pusat misi SJ untuk Timor Belanda. Dan dari Lahurus, karya misi mulai menyebar ke seluruh pelosok pulau Timor.

Kedua: Lahurus Menjadi Pusat Misi SVD di Indonesia   (1 Maret 1913)

Sejak Februari 1912 Uskup di Batavia menyampaikan kepada Superior General SVD untuk segera mengirimkan misionaris SVD dari Steyl Belanda untuk mengambil alih karya misi di Timor. 

Dan pada tanggal 1 Maret 1913 pimpinan misi di Timor secara resmi diserahterimakan dari Serikat Jesus (SJ) yang diwakili oleh Pastor Mathijsen SJ kepada SVD yang diwakili oleh Pater Petrus Noyen SVD.

Sampai saat ini telah berdiri sebuah Gereja yang terbuat dari batu alam sejak tahun 1902 dan kini masih berdiri megah mempertahankan keasliannya.

Ketiga: Lahurus adalah Tempat Kelahiran Mgr. Gabriel Manek, SVD

Tahukah anda bahwa dari dusun kecil di kaki gunung Lakaan yang bernama Lahurus itu lahir seorang Uskup Gereja Katolik yang bernama Mgr. Gabriel Yohanes Wilhelmus Manek SVD.  Dialah yang kemudian menjadi Uskup Keuskupan Larantuka, Uskup Agung Ende, dan kemudian menjadi Uskup bagi penduduk suku Indian di Amerika hingga wafat pada 30 November 1989.

Tahukah anda bahwa Mgr. Gabriel Manek SVD adalah pendiri tarekat Suster-suster Puteri Reinha Rosari (PRR) yang kini berkarya di seluruh Indonesia dan Manca negara. 

Saat ini jenazah Mgr. Gabriel Manek SVD masih utuh dan dibaringkan di biara pusat PRR di Lebao, Larantuka. Dan melalui prosesi doa yang tak kunjung putus disertai permohonan mujizat melalui doa Uskup Gabriel Manek, sedang bersiap-siap untuk menerima beatifikasi dari Roma.

Keempat, Di Lahurus Saat Ini ada Kapela Mgr. Gabriel Manek dan Sumber Mata Air Ailomea

Kalau anda berkunjung ke Lahurus saat ini, anda akan dihantar ke tempat wisata rohani terbaru yaitu Rumah Doa/Kapela Mgr. Gabriel Manek, dan sumber mata air Ailomea, yaitu sumber mata air segar yang juga dapat membawa penyembuhan. Sumber mata air itulah yang dahulu dipakai oleh keluarga Mgr. Gabriel Manek SVD pada masa kecilnya.

Seluruh komplek tanah milik keluarga telah diserahkan kepada para Suster Puteri Reinha Rosari untuk menjaga serta memeliharanya sebagai tempat tujuan wisata rohani.

Ilustrasi Tomat varietas lokal  di Lahurus (Pos-kupang.com/Ferdy Hayong)
Ilustrasi Tomat varietas lokal  di Lahurus (Pos-kupang.com/Ferdy Hayong)

Kelima, Penghasil Tomat Terbesar di Timor

Mungkin karena daerah dingin dan sumber air yang besar, Lahurus sejak lama telah menjadi pusat penghasil tomat terbesar di pulau Timor. Lahurus terkenal dengan tomatnya yang jumbo, segar dan manis. 

Berat 1 buah saja bisa mencapai 1 kg lho. Tomat tersebut dihasilkan oleh para petani Lahurus sendiri.

Inilah 5 (lima) hal yang menunjukkan bahwa Lahurus merupakan dusun kecil di kaki Gunung Lakaan di Pulau Timor yang menyimpan sejuta kenangan. 

Tentu saja bukan hanya menjadi kenangan tempo doeloe, tetapi menjadi tujuan wisata rohani saat ini.

Semoga dengan tulisan sederhana ini membantu para Kompasianer dan pembaca sekalian untuk menambah khazanah pengetahuan dan bagi yang ingin menyaksikan dan merasakan segarnya sumber air serta tomat jumbo lahurus, selamat datang bagimu semua.

Terimakasih. Maromak No Ita (Tuhan Bersama Kita)***

Atambua: 08.08.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun