Tidak ada seorang pun yang berani membuka perkampungan di tengah hutan lebat itu. Dan untuk melintasi daerah itu, orang mesti berjalan melingkari tempat paling keramat di tengah hutan itu di mana ada sumber air terbesar.
Seandainya ada orang yang berani melintasinya pun, ia tidak mungkin akan tiba di ujung lain atau tidak mungkin akan tiba kembali di rumahnya, tetapi  orang itu akan hilang begitu saja di tengah hutan.
Peristiwa ini dalam bahasa daerah setempat (Tetun) "tidak tembus" atau "Laborus".
Dari istilah ini, kemudian tempat atau dusun ini diberi nama "Laborus" dan akhirnya berubah dialek menjadi "Lahurus" hingga sekarang ini.
Ya, itulah sekilas latar belakang nama dusun kecil "Lahurus", yang kini telah terkenal di antero dunia karena menyimpan sejuta kenangan.
Dalam tulisan ini, penulis mengajak pembaca menemukan tapak-tapak sejarah yang sekaligus menjadikan nama dusun kecil di kaki gunung Lakaan itu mulai dikenal dunia.
Pertama: Lahurus Menjadi Pusat Misi Jesuit di Timor -Belanda (1886-1913)
Nama Lahurus pertama kalinya dijumpai dalam surat Pastor Kraaijvanger SJ kepada Provinsial Jesuit Belanda pada 18 September 1883. Dalam suratnya itu Pastor Kraaijvanger menulis:Â
"Di Fialaran, kami akan menetap di Lahurus. Dulu orang Portugis juga kelihatan sangat senang tingga di sana karena ada sumber air yang mengalir di sana sangat besar yang tidak pernah saya lihat sebelumnya di India...."
Dalam surat lainnya kepada Uskup Batavia, dia menulis:
 "...masih perlu dibangun juga satu stasi di pegunungan, dan sebaiknya di Lahurus dalam kerajaan Fialaran. Tempat itu boleh dikatakan pusat dari seluruh kerajaan Fialaran dan telah diserahkan kepada saya dengan segenap hati oleh raja agung: Loro Sera Lorok untuk tujuan misi kita".
Selain mendirikan Gereja, para misionaris juga mendirikan sekolah bagi orang Timor di Lahurus dan selanjutnya  Lahurus ditetapkan menjadi pusat misi SJ untuk Timor Belanda. Dan dari Lahurus, karya misi mulai menyebar ke seluruh pelosok pulau Timor.