Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Atapupu, Riwayatmu Dulu dan Kini sebagai Kota Pelabuhan

7 Agustus 2023   11:16 Diperbarui: 7 Agustus 2023   11:20 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Bunda Maria Bunda Segala Bangsa di Pantai Gurita, Atapupu, Timor (Foto dari Salam Timor)

Atapupu Dulu

Atapupu, begitulah nama sebuah kota kecil di pesisir pantai utara Pulau Timor yang berbatasan langsung dan paling dekat dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

Menurut data sejarah, Atapupu sejak dulu telah menjadi sebuah pelabuhan laut yang tersibuk di wilayah bagian Timur Nusantara.

Sekitar tahun 1500-an, para pedagang datang dari China untuk berburu cendana di Timor untuk diperdagangkan di China dan India melalui Pelabuhan Malaka.

Dari sekian banyak pelabuhan yang disinggahi oleh para pedagang China, salah satu pelabuhan yang terbesar adalah Atapupu.

Konon nama Atapupu itu sendiri berasal dari dua kata yakni Ata artinya orang atau budak  dan Pupu artinya berkumpul. Jadi Atapupu artinya tempat para budak berkumpul atau dikumpulkan.

Baca juga: Ba

Kadang Atapupu disebut juga Atafutus artinya tempat para budak diikat, maksudnya sambil menunggu kapal untuk dibawa ke luar Pulau Timor.  

Atapupu juga dikenal dengan nama Atafufus oleh para pedagang Portugis. Entah mengapa orang Portugis memberi nama demikian, sebagaimana apat ditemukan dalam peta dunia karya Diego Ribero tahun 1539.

Sejak itu daerah pesisir utara Timor itu sudah tercatat sebagai perkampungan China yang ramai.

Ada juga yang mengenalnya dengan nama Pelabuhan Namon Sukaer atau Pelabuhan Pohon Asam karena memang ditumbuhi banyak pohon asam. Sekali lagi menurut dugaan, pohon-pohon asam itu dibawa oleh para pedagang China pada zaman Kerajaan Majapahit dulu.

Nama pelabuhan itu kemudian berubah lagi menjadi Namon Malai yang artinya Pelabuhan Melayu, karena sudah ada beberapa orang China yang menetap di Atapupu. Orang Belu memanggil mereka 'Orang Melayu' atau 'Malae'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun