Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Dari Pengalaman Kena Tipu Online dan Upaya Menangkalnya

28 Juli 2023   09:01 Diperbarui: 1 Agustus 2023   17:41 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keamanan data (Sumber: shutterstock)

"Mengatakan kebenaran dan membuat seseorang menangis lebiha baik daripada berbohong dan membuat seseorang tersenyum" (Geckoandfly & Enkiquotes, Bola.com)

Cerita pendahuluan

Sekitar tahun 2010, penulis mengikuti suatu pertemuan tingkat nasional di Kota Denpasar, Bali. Tempat pertemuan kami di rumah Khalwat Tegal Jaya, Dalung, Kuta Utara, Bali.  Waktu itu di televisi tersiar berita seperti topik pilihan yang diangkat Kompasiana ini. "Hati-hati, ada penipuan online".

Bersama seorang peserta pertemuan lainnya yang berasal dari Kota Manado, Sulawesi Utara, kami bercerita alias sharing pengalaman seputar informasi terbaru tersebut.

Ilustrasi penipuan online- hati-hati (Tribunnews.com)
Ilustrasi penipuan online- hati-hati (Tribunnews.com)

Beliau bercerita mengenai salah seorang anggota keluarganya yang baru saja beberapa waktu lalu kena tipu. 

Ia bercerita begitu, "Ketika mau ke Denpasar ini, salah seorang anggota keluarga saya kena tipu oleh oknum yang tidak dikenal melalui media sosial. Waktu itu WhatsAPP belum ada. Kita masih pakai sms (short message service)", katanya. 

SMS itu bunyinya 'Anda berutung mendapatkan sebuah mobil'. Saudaraku itu saking senangnya bahwa ia mendapatkan hadiah mobil, maka ia langsung bertanya, 'bagaimana caranya untuk mendapatkan mobil itu?'

Gayung bersambut, dari sebelah langsung ngebut. "Silahkan transferkan uang sebesar Rp 16 juta untuk pengurusan bea cukai dan seterusnya..."

Beliau pun bergegas meminjam uang ke Bendaharanya. Beliau itu hanyalah seorang petugas kebersihan di kota kami. Karena itu setelah menyampaikan maksudnya untuk meminjam uang dari kantor, bendahara sudah mengingatkannya, "Hati-hati jangan sampai itu penipuan". Namun ia tetap bersihkukuh, 'tidak ini pasti betul!'

Maka ia bergegas mentransferkan Rp 16 juta itu ke rekening yang telah ditentukan melalui  Bank Negara Indonesia tbk. 

Lalu, dari seberang telpon lagi, 'mohon dikirimkan lagi Rp 8 juta untuk urusan bandara.....'

Beliau meminjam lagi untuk urusan itu hingga pada hari itu ia menghabiskan Rp 30 juta.

Sesudah itu nomor handphone yang tadi dipakai untuk SMS dan telpon pun tidak aktif lagi.

Dan sejak saat itu ia hampir saja bunuh diri karena sebagai pegawai honorer pada dinas kebersihan dan lingkungan hidup, dia harus membayar kembali utangnya sebanyak Rp 30 juta.

Ya, itulah sebuah pengalaman dari sekian banyak orang yang pernah mengalami penipuan oleh oknum yang tak dikenal dan tidak bertanggung jawab.

Pengalaman seperti ini memang sangat menyakitkan. Namun itu pernah ada dan dijumpai.

Nah, dalam tulisan ini, penulis ingin mendalami sebab-sebab seseorang bisa kena tipu, dan bagaimana caranya atau katakanlah tips untuk menghadapi penipuan online atau sekarang dikenal denagn penipuan digital ini.

Ilustrasi oknum-oknum pelaku penipuan online (detik.com)
Ilustrasi oknum-oknum pelaku penipuan online (detik.com)

Sebab-sebab seseorang kena tipu

a. Faktor Internal 

Yang menjadi penyebab terjadinya penipuan secara online atau digital adalah sebenarnya hanya sebuah perbuatan iseng-isengan atau coba-coba oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. 

Mereka itu adalah oknum-oknum tertentu yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau pengangguran. Mereka selalu memegang handphone.

Mula-mula mereka hanya sekedar kontak kepada nomor-nomor yang secara lacak atau kebetulan mereka temui, baik di konter HP, tempat-tempat mengisi pulsa dan lain-lain.

Ketika mereka secara iseng mengirimkan sms atau telpon dan disambut dengan baik oleh penerima telpon, maka ini menjadi kesempatan emas.

Jadi dalam hal ini penerima telpon atau korban turut berperan memberi kemungkinan agar si penipu bisa melakukan modusnya. Karena mendapat sambutan baik, maka si penipu berpura-pura baik, seperti 'serigala berbulu domba'.

Selain itu, penipuan itu bisa juga terjadi karena sedikit kemungkinan akan tertangkap oleh pihak berwajib. 

Nah, karena alasan internal ini, memungkinkan seseorang untuk melakukan penipuan dan orang lain pun bisa tertipu.

b. Faktor External

Sebab-sebab seseorang bisa juga kena tipu karena faktor eksternal, seperti tuntutan ekonomi, keinginan untuk cepat kaya atau memiliki sesuatu; dan faktor lingkungan.

Tuntutan ekonomi seperti sekarang ini menjadi  penyebab seseorang bisa gampang kena tipu, apabila barang yang ditawarkan itu memikat, seperti hadiah, undian berhadiah uang; mobil, sepeda motor, emas batangan, dan lain-lain.

Karena tergiur dengan hadiah yang lumayan besar dan menjanjikan, apalagi bukan melalui kerja keras, maka seseorang akan gampang tertipu. 

Keinginan cepat kaya dan memiliki sesuatu barang yang tidak melalui kerja keras itu kadang menjadi pemicu untuk meladeni permintaan para penipu online.

Kadang faktor lingkungan juga ikut memicu seseorang untuk bisa kena tipu secara online atau digital, misalnya lingkungan para penjudi, lingkungan miskin atau kumuh mendorong seseorang untuk cepat memiliki mobil atau sepeda motor.

Jadi sebab-sebab seseorang gampang terkena tipu online karena dua hal saja: dari pihak penipu merupakan pekerjaan iseng-iseng malah mendapat untung. 

Sedangkan dari pihak korban, karena keinginan untuk cepat kaya atau memiliki sesuatu tanpa melalui kerja keras, malah jadi buntung.

Bagaimana Caranya Supaya Menangkal Tipu Online

Cara untuk menangkal tipu online atau supaya kita tidak kena tipu, maka beberapa tips berikut ini dapat dipraktekkan:

1.  Berhati-hati menerima telpon atau sms dari nomor baru atau oknum yang tidak dikenal

Dewasa ini ada banyak orang yang secara iseng-iseng mau memanfaatkan media digital utuk mendapatkan keuntungan yang tidak wajar. 

Mereka memanfatkan media online secara tidak bertanggung jawab. Karena itu dari pihak kita sebagai pengguna media online mesti berhati-hati. 

Atau dengan kata lain, bersifat selektif dalam menjawab telpon dari nomor baru atau orang tidak dikenal, termasuk dengan media yang menawarkan belanja online.

2. Tidak tergiur dengan uang yang banyak atau barang yang mewah hanya dengan undian.

Prinsip utama adalah uang dan barang yang mewah hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang dan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas.

Tidak ada sesuatu yang dapat diraih hanya dengan gratis. Dengan kata lain, mobil dan uang banyak, tidak bisa diterima hanya dengan mimpi disiang bolong!

3.  Melaporkan atau membuat pengaduan kepada pihak berwajib.

Sekarang ini nomor-nomor pengaduan sudah disiapkan karena itu apabila merasa mengalami penipuan atau modus, segeralah melakukan pengaduan supaya mendapatkan pertolongan dan dengan itu juga menyelamatkan orang lain dari penipuan itu. Atau apabila anda pernah kena tipu, cukuplah satu kali saja. Jangan lagi mau jatuh pada lubang yang sama. Mak dengan melapor, anda menyelamatkan diri sendiri juga.

4. Mempertebal iman dan kepercayaan kepada Tuhan

Orang yang lemah iman akan mudah ditipu. Itu salah satu prinsip. Karena itu penulis mengajak, marilah kita memperkuat keyakinan iman kita kepada Tuhan, supaya kita tidak mudah digoyahkan hanya oleh penipu online yang secara iseng-iseng saja mau mengganggu kita, tapi akhirnya ia mendapat untung, dan kita mendapat buntung.

Hanya orang yang kuat imannya, tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh gelombang badai tipu secara digital.

5. Bertanyalah kepada orang lain sebelum melayani penipu online 

Kalau merasa ragu-ragu dengan isi sms, atau watsApp atau telpon sebaiknya bertanya dulu kepada orang lain. Biasanya mereka yang melakukan penipuan akan mengatakan "jangan dulu beritahukan kepada seseorang bahwa anda mendapat undian ini atau bantuan ini".

Bila demikian, yakinlah bahwa itu adalah penipuan. Maka waspada penipuan digital sekarang berkeliaran di mana-mana dan pada setiap kesempatan.

Akhirnya semoga kita semua selalu waspada sebagaimana dikatakan oleh Bang Napi, "Waspadalah, waspadalah, kesejatan itu ada bukan karena niat, tetapi karena kesempatan".

Jangan lagi ada korban lain yang berjatuhan hanya karena diiming-iming untuk menjadi kaya, pada hal menjadi kaya itu adalah pilihan dan hasil suatu kerja keras. Tanpa itu, non sense!

Semoga bermanfaat! Tuhan memberkati

Atambua: 28.07.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun