2. Â Tetap Terkoneksi dengan Orang lain di sekitarnya
Ketiga tokoh ini sampai dengan usianya yang kesekian ini, mereka masih aktif menjalin pertemanan dan komunikasi dengan siapapun karena menurut mereka, hal itu akan membuat mereka merasa tetap dicintai dan karena itu mereka berbahagia.
Menurut Sweedler dan Hodes, kunci utama untuk menjalin hubungan dengan orang lain adalah kepedulian terhadap sesema. Demikian pun Mgr. Anton Pain Ratu, tidak mau tetap duduk dan menyendiri di kamarnya. Ia malah masih menjalankan tugas memimpin Misa dan Doa di komunitasnya.
Sementara kebanyakan lansia seperti mereka mungkin hanya tertarik dengan diri sendiri, ketiga tokoh ini justru selalu bersedia mendengarkan  kisah dan pengalaman orang lain, dan berusaha untuk memahami kehidupan orang lain di komunitas atau pun di panti jompo.
Karena aktivitas inilah membantu mereka membuka pikirannya dan terus membuat otak dan mental mereka tetap aktif berpikir baik tentang dirinya sendiri, tetapi terutama orang lain, termasuk komunitasnya.
3.  Membaca  dan Belajar TerusÂ
Usia bukan menjadi batasan untuk terus menerus belajar, dan terutama selalu membaca. Sebab dengan membaca, pikiran dan mental kita akan terus diasah. Dengan demikian tidak mudah menjadi pikun, sehingga otak tetap aktif dan segar.
Uskup Anton, meskipun harus membaca menggunakan kaca pembesar, namun kaca itu tetap setia di atas mejanya sebab sesewaktu mesti digunakan, terutama untuk membaca dan menulis.
Banyak pengalaman membuktikan bahwa hanya orang yang terus giat membaca meskipun di usia tua akan tetap bugar pikirannya karena selalu mengikuti perkembangan zaman. Selalu meng up date informasi dan pengalaman. Sebaliknya bila tidak membaca dan belajar akan cepat tua. Sebab tua itu selalu mulai dari pikiran.
4. Â Selalu Bersyukur dan Menghargai Hidup
Menurut tiga tokoh ini, hal terpenting yang selalu  disharingkan adalah perlunya terus bersyukur kepada Tuhan untuk rahmat kehidupan yang telah diterima dan untuk itu mereka juga mengajarkan pentingnya menghargai hidup ini.
Menurut mereka, hidup ini adalah kesempatan untuk melayani dan bersyukur, supaya ketika sudah mencapai usia lanjut tidak merasa menyesal, tetapi sebaliknya merasa telah melakukan sesuatu demi orang banyak. Itulah hidup yang harus disyukuri.
Menurut Mgr. Anton Pain Ratu, SVD ketika didatangi penulis pada Rabu (05/7/2023) di kamarnya di Komunitas SMK Santo Pius X Bitauni, Timor Tengah Utara, mengatakan, "Sampai saat ini saya masih sehat dan masih bisa makan jagung titi yang dikirimkan dari kampung halaman. Karenanya saya bersyukur  untuk segalanya".