Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

52 Tahun Berkiprah Untuk Misi Cura Animarum Penyelamatan Jiwa-Jiwa

16 Juni 2023   09:47 Diperbarui: 16 Juni 2023   09:57 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga orang tamu misionaris dari  Jerman perkenalkan diri kepada umat (dok.ketuadpp)

52 Tahun Berkiprah Untuk Misi Penyelamatan Jiwa-Jiwa

Apa yang terjadi

Tanggal 13 Juni 2023 merupakan hari yang bersejarah bagi umat Paroki Santo Antonius Padua Nela, Keuskupan Atambua, Timor, Indonesia.

Tanggal ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan rakyat dan umat yang sebagian besar adalah karyawan swasta sebuah bengkel milik para misionaris dari Serikat Societas Verbi Divine atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan Misionaris Sang Sabda.

Pada hari ini mereka bergembira ria dan meluapkan sukacitanya karena merayakan 52 tahun berdirinya sebuah paroki, yaitu Paroki Santo Antonius Padua Nela.

Sukacita itu diungkapkan dengan berbagai kegiatan antara lain berupa novena agung Santo Antonius Padua selama 9 hari berturut-turut. Dan puncak perayaan hari ulang tahun itu dikemas dalam perayaan ekaristi kudus yang dimeriahkan dengan aneka lagu dan tarian gembira.

Perayaan ekaristi kudus penuh syukur ini dipimpin oleh pastor paroki, Pastor Ireneus Boli Lolan SVD didampingi 8 orang rekan imam dari Serikat Sabda Allah. 

Mantan Misionaris di Ghana itu dalam homilinya menegaskan tentang keunikan-keunikan yang ada dalam diri Santo Antonius Padua seorang imam dan pujangga gereja yang karena keutamaan-keutamaannya itulah ia dipilih untuk menjadi pelindung paroki Nela.

Menurut putera Solor, Flores Timur itu, "Santo Antonius dari Padua dikenal sebagai orang kudus pelindung barang-barang yang hilang. Karena itu kita berdoa dengan perantaraannya agar bukan hanya barang, tetapi hati kita yang telah hilang selama ini dapat ditemukan kembali dan kita dapat berguna bagi banyak orang".

Para tamu bergambar bersama anggota paduan suara (dok. ketuadpp)
Para tamu bergambar bersama anggota paduan suara (dok. ketuadpp)

Bukan sekedar ulang tahun biasa. 

Yang membuat perayaan 52 tahun ini menjadi momentum bersejarah adalah dengan kehadiran tiga orang tamu misionaris dari Jerman yang datang secara khusus untuk melawat saudara-saudaranya.

Ketiga misionaris itu adalah Pastor Joseph Xavier Alangaram SVD (Misionaris asal India); Pastor Agateus Ngala SVD (Misionaris asal Manggarai Indonesia). Keduanya sedang bertugas pada Missionprokur, Steyler Mission, di Sank Augustin Jerman; dan Pastor Paul Hauser (Imam Projo, Keuskupan Jerman) yang sangat dekat dengan SVD dan menjadi donatur tetap bagi karya misi SVD.

Selain itu, moment ini menjadi langka dan penting karena saat ini paroki Nela sedang membangun sebuah gedung gereja dan sangat mengharapkan uluran tangan kasih banyak orang sehingga diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2025/2026.

"Hanya dengan kerja keras disertai doa yang tiada putusnya kepada Tuhan, serta melalui uluran tangan  umat dan para penderma sekalian, kita percaya gedung gereja, rumah Tuhan ini akan dapat diselesaikan pada waktunya", 

Kilas balik dan visi ke depan

Kata 'Paroki' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga tahun 2002,adalah daerah atau kawasan penggembalaan umat Katolik yang dikepalai oleh seorang pastor atau imam. Kata 'paroki' itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu 'parokein' yang artinya musafir atau pengembara. Paroki pada umumnya mengisyaratkan adanya suatu pembagian wilayah administratif.

Kuasa pembagian wilayah dan penempatan seorang imam menjadi pastor paroki di bawah kewenangan Uskup setempat sebagai Ordinaris wilayah dalam hal ini Uskup Keuskupan Atambua.

Dari asal katanya itu dapatlah dimengerti bahwa sebuah paroki terdiri dari kumpulan orang-orang yang dapat dikatakan sebagai himpunan para pengembara atau musafir yang membentuk suatu wilayah administratif gerejani demi penyelamatan jiwa-jiwa.

Paroki Nela berdiri pada tahun 1971 memisahkan diri dari Paroki Santa Maria Imaculata Katedral Atambua. Pendirian paroki Nela berdasarkan Surat Keputusan Uskup Atambua, no. 118/1971 tanggal 1 April 1971.

Sejak berdirinya pada tahun 1971 hingga usianya yang kelima puluh dua ini, paroki Nela mengalami perkembangan yang signifikan baik dalam jumlah umat, program pastoral maupun dalam pelayanan kategorial umat. Semuanya itu dilakukan demi penyelamatan jiwa-jiwa atau yang dalam istilah Latin disebut Cura Animarum.

Hingga usia 52 tahun, paroki Nela telah mengalami pergantian pastor paroki sebanyak 11 orang. Pastor Paroki I adalah Pastor Yohanes Smith SVD (1971-1974). 

Dan selanjutnya berturut-turut sebagai berikut: Pastor Nikolaus Buku SVD (1974-1978); Pastor Matteus Timmermans SVD (1978-1979); Pastor Roger J. Riese SVD (1980-1981); Pator Josef Goopio SVD (1981-1986); Pastor Yan Oba SVD (1986-1993); Pastor Pieter Dille Bataona SVD (1993-2000); Pastor Fransiskus Teme SVD (2000-2003); Pastor Timoteus Lisu SVD (2003-2015); Pastor Karl Scholly SVD (2015-2018); dan sejak tahun 2018 hingga kini, Paroki Nela ddigembalai oleh Pastor Ireneus Boli Lolan SVD.

Tiga orang tamu misionaris dari  Jerman perkenalkan diri kepada umat (dok.ketuadpp)
Tiga orang tamu misionaris dari  Jerman perkenalkan diri kepada umat (dok.ketuadpp)

Terletak tepat di tugu kota perbatasan Atambua membuat paroki ini senantiasa berjuang untuk membenahi diri dalam segala aspek karya pastoral. Salah satu pembenahan yang sedang dilakukan adalah pembangunan sebuah gedung gereja yang lebih representatif di pintu gerbang perbatasan masuk Kota Beriman, Atambua.

Dirgahayu 52 Tahun Paroki Santo Antonius Padua Nela.***

Atambua: 16.06.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun