Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Pertama Minum Jamu dan Merasakan Khasiatnya

12 Juni 2023   14:34 Diperbarui: 12 Juni 2023   14:42 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jamu gendong vs jamu buatan sendiri yang enak rasanya (indozone)

Para sahabat Kompasianer mau tahu kapan pengalaman pertamaku minum jamu? Sebagaimana kita ketahui jamu adalah obat tradisional milik bangsa Indonesia yang biasanya dibuat atau diracik secara tradisional yang terdiri dari bahan-bahan alami dan herbal.

Pengalaman pertamaku minum jamu sekitar bulan Desember tahun 1993. Wah sudah lama ya. Bagaimana rasanya jamu itu dan apa khasiatnya bagi tubuh?

Ya waktu itu, penulis mengikuti sebuah kegiatan berskala nasional di kota Gudeg Yogyakarta. Untuk pertama kalinya penulis menginjakkan kaki di kota Kraton Ngayogyakarta itu. 

Sebenarnya bukan hanya pertama kali ke Jawa, tapi juga pengalaman pertama minum jamu tradisional alias jamu pikul atau jamu gendong. Dasar kampungan banget... 

Waktu pertama mau minum masih pikir-pikir,rasanya gimana ya. Mau nawar masih ragu-ragu. Tapi kepingin juga, lihat teman-teman lain, terutama para bapak-bapak yang berdampingan kamar pada minum.

Apalagi si mbak yang nawarin jamu bilang "enak, mas!" 

Akhirnya saya pun mencoba pada pagi pertama ya kucuba minum jamu beras kencur. Mula-mula untuk meneguknya satu kali hampir-hampir tidak bisa. Maaf, tidak biasa minum, hal-hal seperti itu. Sekali lagi maaf, saya harus tutup hidung dulu baru bisa telan semuanya.

Namanya saja pengalaman pertama. Tapi pada pagi kedua, mbak penjual jamu nawarin lagi,katanya, "Mas coba yang lain?" Lagi-lagi naluri rasa ingin tahuku muncul lagi.

Sebagai pendatang baru, saya membolak-balik penjelasan pada kulit kemasan jamunya. Kata mbak jamu, "Mas, yang ini biar kuat", katanya. Lagi-lagi waktu itu penulis masih muda, belum begitu tahu tawaran 'biar kuat' dari Mbak Jamu. 

Pada kali kedua saya mencoba menikmati jamu pegal linu, kata si mbak, "biar badan jadi enak". Ya betul juga rasanya. 

Itulah pengalaman pertamaku minum jamu di kota gudeg Jogyakarta hampir tiga puluh tahun silam.

Tahun 2003, saya kembali lagi ke kota Jogyakarta. Pengalaman minum jamu makin menguatkan rasa dan simpatiku. Kali ini bukan semata-mata membeli jamu dari mbak Cici (begitulah nama penjual jamu yang saya kenal kala itu). Tapi kali ini kalau mau minum jamu, bisa juga ke warung penjual jamu di samping kostku di bilangan Jalan Kaliurang.

Antara pengalaman pertama minum jamu tahun 1993 dengan pengalaman kedua minum jamu 10 tahun kemudian tepatnya 2003 mulai ada perbedaan.

Pertama, pada tahun 1993 saya hanya minum dari si mbak yang menjajakan jamunya dari rumah ke rumah atau dari kamar hotel ke kamar hotel. 

Kedua, kalau jamu yang dijajakan mbak Cici itu sambil diberi guyonan sebagai penjelasan, biar menikmati jamunya dengan enak.

Sedangkan pada tahun 2003, meskipun masih ada para penjual jamu gendong, tetapi sudah dalam bentuk yang lebih maju. Di kios jamu bukan hanya mbak Cici yang menjual atau mencampur jamu, tetapi ada juga laki-laki yang menjaga kios jamu yang bertugas di situ.

Ya itu sekedar perbandingan antara saya minum jamu tahun 90-an dengan minum jamu ditahun 2000-an. Apalagi sekarang ini, tentu saja sudah lebih jauh berbeda.

Ilustrasi jenis-jenis jamu gendong yang berkhasiat bagi tubuh (kompas.com)
Ilustrasi jenis-jenis jamu gendong yang berkhasiat bagi tubuh (kompas.com)

Khasiat Jamu bagi Tubuh

Seperti pengalamanku pada pertama kali minum jamu, si mbak penjual jamu yang menawarkan khasiatnya bagiku. Tetapi pada pengalaman kedua, saya sendiri yang pergi mencari dan membeli jamu sesuai khasiat yang sudah saya ketahui.

Karena itu pada bagian ini, saya mencoba memaparkan khasiat-khasiat jamu bagi tubuh yang saya ketahui, baik dari membaca maupun mendengarkan penjelasan mbak Cici si penjual jamu itu.

1.  Mengatasi pegal linu 

Menurut penjelasan Mbak Cici, dengan meminum jamu yang terbuat dari  brotowali dan sambiloto, dapat membantu mengatasi pegal-pegal dan rasa linu pada tubuh. Katanya dengan meminum jamu yang dicampurkan mbak Cici badan terasa ringan dan enak, segala macam encok akan hilang.

2.  Menambah nafsu makan

Jamu beras kencur rupanya sangat membantu untuk menambah nafsu makan. Jamu yang terbuat dari ekstrak  kencur, jahe, beras dan asam jawa yang terasa enak, manis dan segar itu berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan sebagai antio oksidan.

3. Memperbaiki organ tubuh yang rusak termasuk antikanker

Hampir semua bentuk jamu terbuat dari kunyit, madu, asam jawa dan temulawak. Semua bahan-bahan herbal dan alami ini sangat berguna untuk memperbaiki organ tubuh yang rusak misalnya karena luka, atau setelah sembuh dari sakit. Bahkan dengan meminum jamu yang terbuat dari kunyit dan asam jawa ini dapat mengurangi atau sebagai anti kanker.

4. Menambah vitalitas

Seperti yang sudah saya singgung pada bagian depan, ketika untuk pertama kali minum jamu, si mbak Cici mengatakan 'mas, ayo minum ini, biar tetap kuat!' 

Pada hal yang dimaksudkannya adalah untuk menambah vitalitas tubuh, terutama bagi kaum pria.

Akhirnya...

Itulah sedikit sharing saya mengenai pengalaman pertama minum jamu di kota gudeg Yogyakarta 30 tahun silam dan khasiat yang terdapat dalam jamu itu bagi tubuh  kita.

Saya berharap semoga sharingku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian khususnya para kompasianer.

Terima kasih bagi semua yang telah berkunjung dan memberi komentar pada tulisan ini.

Atambua, 12.06.2023

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun