Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Waisak, Candi Borobudur dan Buddha Gautama

4 Juni 2023   08:54 Diperbarui: 4 Juni 2023   09:16 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Potret persiapan menjelang Waisak di Candi Borobudur (Solopos.com)

SETURUT penanggalan nasional, hari ini tanggal 04 Juni 2023 adalah Hari Raya Waisak. Hari Raya Waisak merupakan hari raya bagi para penganut Agama Buddha. Tahun ini para saudara kita yang beragama Buddha memperingati Trisuci Waisak 2567 BE. Untuk itu pada tempat yang pertama, marilah kita mengucapkan "Selamat Hari Raya Waisak bagi semua umat Buddha yang merayakannya. Semoga pada akhirnya semua makhluk hidup di bumi berbahagia."

Makna Hari Raya Waisak

Sebagaimana kita ketahui bahwa Waisak merupakan hari untuk merayakan kelahiran Sang Buddha Gautama, sekaligus hari pencerahan dan pencapaiannya menuju Nirwana.

Dilansir dari Wanderlust Magazine, umat Buddha percaya adanya konsep reinkarnasi. Konsep reinkarnasi itu mengajarkan bahwa siklus hidup manusia dan semua makhluk tidak hanya berakhir akibat kematian. Tetapi begitu seseorang atau makhluk mencapai pencerahan atau pencarian akan kebenaran tentang hidup ini tercapai, maka mereka akan  mencapai nirwana setelah kematian itu. Dan sesudah itu, siklus hidup makhluk pun akan tertutup dan tidak akan lahir kembali.

Karena itu pada hari Waisak, semua umat Buddha melakukan refleksi, perhatian dan welas asih dalam rangka merenungkan ajaran-ajaran sang Buddha Gautama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengimplementasikan ajaran Buddha, maka umat beragama Buddha melakukan berbagai aksi dan refleksi. Aksi dan refleksi itu bisa berupa kunjungan ke kuil atau tempat ibadah, dan melakukan sedekah. 

Pada hari Waisak, umat Buddha juga dapat menampilkan simbol-simbol agama Buddha dengan menerbangkan lentera atau mengibarkan bendera. Selain itu, ada pula tradisi melepas burung atau hewan lain sebagai simbol pembebasan.

Menurut berbagai sumber, hari raya Waisak juga bisa dirayakan dengan melakukan doa dan persembahan berupa lilin dan bunga, upacara memandikan patung Buddha, mendengarkan ajaran para biksu, serta berbagi makanan vegetarian.

Inti dari perayaan Waisak yang sebenarnya adalah mendorong perdamaian, keharmonisan hidup, pertumbuhan spiritual kehidupan, dan penegasan nilai-nilai ajaran sang Buddha.

Ilustrasi Potret persiapan menjelang Waisak di Candi Borobudur (Solopos.com)
Ilustrasi Potret persiapan menjelang Waisak di Candi Borobudur (Solopos.com)

Candi Borobudur

Di Indonesia, perayaan Waisak tidak bisa dilepaskan dari peranan Candi Borobudur. Pusat perayaan Waisak secara Nasional ada di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Setiap tahun Candi Boorbudur menjadi saksi bisu kemeriahan hari raya Waisak. 

Sekedar untuk diketahui bahwa Candi Borobudur terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Kota Semarang, atau 86 km di sebelah barat Kota Surakarta, dan   40 km di sebelah barat laut kota Yogyakarta.

Menurut sejarawan, Casparis, Candi Borobudur didirikan oleh seorang raja Sailendra bernama Samaratungga (782-812) beserta puterinya bernama Pramodhawarddhani. 

Para arkeolog sepakat bahwa masa pembangunan candi Borobudur sekitar 775-832 M, sebagaimana dilansir  dalam laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendibudristek) RI.

Fungsi Candi Borobudur itu sendiri menurut Prof. Soekmono adalah sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Buddha dari aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang. 

Berziarah ke tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju mencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

Siddharta Buddha Gautama

Menarik bahwa pada perayaan peringatan Waisak tahun 2023 ini ada sebuah peristiwa luar biasa yang tidak bisa dilupakan. Peristiwa itu adalah perjalanan inspiratif yang dilakukan para biksu. Mereka berjalan kaki  sejauh ribuan kilometer dari Thailand hingga Indonesia. Tujuannya adalah mencapai Borobudur untuk memperingati peristiwa kelahiran, pencerahan dan wafatnya sang Buddha Gautama.

Apa yang sebenarnya mendorong para biksu ini melakukan aksi luar biasa berjalan kaki melintasi berbagai negara untuk mencapai Indonesia, khususnya ke Borobudur?

Melansir situs Kemenag RI, tujuan para biksu yaitu sebanyak 32 biksu berjalan kaki dari Thailand ke Borobudur adalah sebagai salah satu bentuk perjalanan religi.

Seperti yang ditulis Kompasianer Yasinta Dian Kristiani, perjalanan para biksu ini bukan hanya sekedar untuk perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan upaya untuk mempromosikan perdamaian, toleransi, dan persaudaraan antar-umat beragama. Perjalanan jauh ini juga mengandung makna yang mendalam yang menunjukkan tekad dan ketekunan yang luar biasa dari para biksu untuk mengejar pencerahan dan mengikuti jejak Sang Buddha Gautama.

Melalui Kamus Wikipedia kita dapat mengenal lebih mendalam siapakah Siddharta Buddha Gautama itu? Beliau adalah seorang guru pertapa dan Spiritual Asia Selatan yang hidup pada paruh kedua millenium pertama sebelum Masehi. Siddharta Gautama biasa juga dikenal sebagai Sakyamuni dan Sang Buddha sebagai pendiri agama Buddha (Buddhism).

Akhirnya.....

Pada hari Raya Waisak ini para Buddhism yang berkumpul di pelataran Candi Borobudur dan dalam kemegahan cahaya Buddha Gautama memancarkan pencerahan budi kepada seluruh makhluk hidup untuk tetap hidup dalam kebahagiaan. 

Marilah kita hidup penuh persaudaraan, perdamaian dan keharmonisan hidup sebagaimana diajarkan para biksu dan Sang Buddha Gautama.

Sekali lagi kepada para saudara yang beragama Buddha "Selamat Hari Raya Waisak".

Atambua, 04.06.2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun