Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rosario dan Budaya Saling Mengunjungi dalam Persaudaraan Kasih

2 Juni 2023   09:47 Diperbarui: 2 Juni 2023   09:53 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peranserta orang tua dalam doa rosario bulan Mei bersama keluarga (parokiraturosari.id)

BULAN MEI bagi umat Katolik disebut Bulan Maria, sebab selama bulan Mei ini, umat Katolik dengan khusuk dan khusus menghormati Bunda Yesus yaitu Maria melalui doa Rosario dan berbagai aksi devosional lainnya seperti ziarah, seminar Maria, dan lain-lain.

Mengutip detik.com, Selasa, 09 Mei 2023, sebagaimana ditulis oleh Santo, bulan Mei didedikasikan sebagai bulan Maria berawal dari suatu tradisi suci yang berkembang di negara-negara empat musim. 

Dikatakan bahwa  pada bulan Mei, masyarakat di negara-negara empat musim itu menyambut musim semi di mana bunga-bunga bermekaran. Karena itulah, maka bulan Mei pertama-tama dianggap sebagai awal sebuah kehidupan.

Sementara itu, bagi umat Katolik, Maria, Ibu Yesus adalah "Hawa Baru". Ia merupakan ibu dari semua yang hidup. Bagi umat Katolik, dasar pemikiran inilah yang menginisiasi menjadikan bulan Mei sebagai bulan untuk dimulainya sebuah kehidupan yang baru.

Selanjutnya sejak kapan bulan Mei dinobatkan sebagai bulan Maria? Penetapan bulan Mei sebagai bulan Maria tentu mempunyai dasar. Untuk diketahui bahwa gereja Katolik selain meyakini Alkitab sebagai Sumber Kebenaran yang Autentik, juga menerima tradisi suci dan magisterium gereja sebagai sumber kebenaran yang lain.

Karena itu sebuah penetapan, bila tidak secara tertulis ditemui di dalam Alkitab, maka bisa ditelusuri dalam tradisi suci ataupun suara magisterium gereja.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan apa yang diimani oleh saudara-saudariku dari gereja-gereja Kristen Protestan lainnya. Maka tulisan ini semata-mata hendak ditujukan kepada saudara-saudaraku dari gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Tradisi penghormatan bulan Mei sebagai bulan Maria dimulai sejak akhir abad ke-13, kemudian diteruskan oleh para Imam dari Serikat Jesus pada tahun 1700-an hingga menyebar ke seluruh gereja di dunia. 

Tradisi yang unik ini kemudian diperkuat oleh pengalaman pribadi pemimpin gereja Katolik kala itu, Paus Pius VII (1740-1823).

Dikisahkan bahwa pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh tentara Napoleon Bonaparte dan dipenjarakan. Ketika berada dalam penjara,  Paus berdoa kepada Yesus melalui dukungan sang Bunda Maria, dengan intensi agar segera dibebaskan dari penjara. 

Paus Pius VII juga bernazar, bila doanya dikabulkan, ia akan mendedikasikan suatu bulan untuk umat Katolik berdevosi khusus kepada Bunda Maria.

Puji Tuhan, lima tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 24 Mei 1814, Paus Pius VII dibebaskan dari penjara. Sesuai dengan nazarnya, sesudah dibebaskan, Paus Pius VII menetapkan bulan Mei sebagai bulan Maria dengan judul "The Month of Mary".

Tradisi suci yang sudah dimulai oleh Paus Pius VII itu kemudian dilanjutkan dan dirilis kembali oleh Paus Paulus VI (1897-1978) dalam sebuah ensiklik yang dikeluarkannya pada 30 April 1965 dengan judul "Mense Maio" atau "In the Month of Mary".

Untuk diketahui bahwa, ensiklik adalah surat atau amanat yang dikeluarkan oleh Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia. Sebuah istilah khusus dalam agama Katolik. Ensiklik itu berisi ajaran Paus kepada gereja terutama mengenai iman dan kesusilaan. 

Dalam ensiklik itu, Paus Paulus VI menegaskan bahwa bulan Mei adalah bulan devosi umat beriman yang didedikasikan kepada Bunda Maria. Bulan Maria adalah kesempatan untuk penghormatan iman dan kasih yang diberikan umat Katolik kepada Sang Ratu Surga, kata Paus Paulus VI.

Berdasarkan pengalaman pribadi Paus Pius VII dan ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Paulus VI inilah bulan Mei disebut bulan Maria dan didedikasikan secara khusus untuk menghormati bunda Yesus Kristus, Maria.

Ilustrasi kebersamaan umat setelah berdoa rosario (parokipulogebang.org)
Ilustrasi kebersamaan umat setelah berdoa rosario (parokipulogebang.org)

Apa yang dilakukan umat Katolik?

Tradisi suci ini dilanjutkan dan diteruskan oleh Gereja dengan berdoa bersama Bunda Maria pada bulan Mei sebagai bentuk penghormatan dan kepedulian umat kepada gereja universal, terutama umat pada negara-negara musim semi sebagai tanda solidaritas dan kebersamaan sebagai gereja dan anak-anak Maria.

Selain itu, tradisi ini juga dilanjutkan oleh umat Katolik sejagat dengan melantunkan doa-doa dan lagu-lagu yang digubah secara khusus untuk menghormati Bunda Maria. Pada bulan Mei ini, umat berdoa Rosario. 

Secara khusus pada bulan Mei, umat Katolik berdoa rosario dengan cara berkunjung dari rumah ke rumah umat. Dalam perkunjungan tersebut sangat terasa suasana kekeluargaan yang sangat mendalam. Terasa sekali aroma kasih yang terjalin karena dipersatukan oleh doa Salam Maria.

Pada saat inilah sangat terasa suasana doa sebagai ungkapan kebersamaan dalam iman. Sebab hadir di sana semua anggota komunitas basis, anak-anak, remaja, muda-mudi dan orang dewasa, bahkan anak-anak dalam kandungan pun sudah disertakan karena kehadiran ibu-ibu yang sedang hamil sekalipun.

Bahkan di tempat lain, umat secara bersama-sama berdoa sambil mengarak arca Bunda Maria dari satu kampung ke kampung lainnya. Pada saat inilah, anak-anak Maria mengungkapkan sukacita mereka dengan berdoa, bernyanyi dan menari. Dengan demikian kehadiran Bunda Maria dan doa rosario dengan saling mengunjungi semakin mempererat tali kasih dan silaturahmi di antara umat beriman Katolik.

Ilustrasi peranserta orang tua dalam doa rosario bulan Mei bersama keluarga (parokiraturosari.id)
Ilustrasi peranserta orang tua dalam doa rosario bulan Mei bersama keluarga (parokiraturosari.id)

Lagi-lagi sebagai catatan saja. Secara khusus di NTT, ada kalanya bukan hanya rumah umat Katolik yang dikunjungi oleh para pendoa rosario itu. Tetapi mereka juga mengunjungi dan ikut bersama rombongan itu, umat beragama lain, sebut saja umat Kristen Protestan dan umat muslim lainnya yang menerima dan mengakui kesucian Bunda Maria sebagai Ibu Tuhan.

Demikianlah sebuah ulasan khusus untuk memberi makna pada Bulan Mei sebagai Bulan Maria dalam tradisi umat Katolik. 

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi para Kompasianer dan pembaca sekalian.

Tuhan memberkati dan Bunda Maria mendoakan kita selalu!

Atambua: 02.06.2023

Referensi:

1. https://www.detik.com/jateng/berita/d-6711982/mengapa-bulan-mei-disebut-sebagai-bulan-maria

2. https://santoyakobus.org/2011/05/bulan-mei-bulan-maria

3. C. Groenen OFM, Mariologi: Teologi dan Devosi, Kanisius: Yogyakarta 1988

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun