Pada akhirnya kami bersama-sama menyimpulkan bahwa:
* Relasi dan komunikasi suami istri dalam keluarga itu sangat penting.Â
* Semua persoalan atau konflik yang terjadi dalam keluarga sebenarnya disebabkan karena macet atau kurangnya relasi dan komunikasi antara suami istri.
* Perbedaan budaya dan kebiasaan dalam keluarga juga bisa menjadi penghambat dalam relasi dan komunikasi keluarga. Karena itu diperlukan kemauan dan kerelaan yang belajar dan bersikap sabar satu terhadap yang lain.
* Relasi dan komunikasi antara suami istri dalam keluarga hanya bisa terbangun dengan baik kalau masing-masing pribadi berusaha melepaskan egonya sendiri-sendiri dan mau saling memaafkan bila sudah terjadi konflik.
* Konflik dalam keluarga bisa diselesaikan pada waktunya apabila kedua belah pihak dalam hal ini suami istri masih tetap memiliki cinta yang membara untuk bersatu, tidak meninggalkan rumah, mengusahakan cara yang tepat untuk memperbaiki relasi yang rusak; dan yang paling penting adalah pihak yang paling bersalah mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
* Selain relasi dan komunikasi horizontal antara suami dan istri, keduanya juga perlu membangun dan mengembangkan relasi dan komunikasi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa yang sanggup untuk menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin dan melunakkan hati yang keras menjadi lembut.
Selesai memberikan kesimpulan tersebut, kami pun berfoto ria bersama ke-28 pasangan calon suami istri itu.Â
Kami menyampaikan terima kasih karena boleh diberikan kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Tidak lupa memohon maaf bila ada kata dan kalimat yang telah menyinggung perasaan. Semoga apa yang disajikan dapat bermanfaat baik kepada peserta Kursus Persiapan Perkawinan maupun kepada pembaca sekalian.
Atambua, 25.05.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H