SESUAI penanggalan Tahun Masehi, tanggal 21 Mei 2023 Â nanti akan dirayakan sebagai Hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia ke-57. Tradisi perayaan Hari Minggu Komunikasi Sosial sedunia ini sudah dimulai sejak Bapa Suci Paus Paulus VI (1897-1978). Pada hari Minggu, tanggal 7 Mei 1967 untuk pertama kalinya pemimpin Gereja Katolik sedunia itu menetapkan Hari Minggu Komsos sedunia. Tema yang diusung pada perayaan Hari Komsos I itu adalah adalah "Gereja dan Komsos". Itulah cikal bakal titik berangkat tradisi merayakan Hari Minggu Komunikasi Sosial sedunia.
Selain itu, sehubungan dengan perayaan Hari Minggu Komsos sedunia itu, Paus Paulus VI juga menerbitkan Ensiklik  Communio et Progressio yang dikeluarkan pada tanggal 23 Mei 1971 sebagai tindak lanjut dari dokumen yang dihasilkan dalam Konsili Vatikan II (1962-1965) yaitu Dekrit Inter Mirifica. Dokumen Konsili Vatikan II itu berbicara tentang upaya-upaya komunikasi sosial. Dokumen ini disahkan pada tanggal 4 Desember 1963.
Ada pun tujuan diadakannya Hari Komunikasi Sosial Sedunia ini adalah sebagai perayaan tahunan yang mendorong umat manusia untuk merefleksikan segala peluang dan tantangan yang diberikan oleh berbagai sarana komunikasi sosial modern kepada Gereja untuk mengkomunikasikan pesan Injil kepada dunia.
Berkenaan dengan merayakan hari komunikasi sosial sedunia ini, hal pertama dan terutama yang harus diperhatikan dan dikembangkan oleh manusia adalah hal berkomunikasi. Sebagaimana kita tahu bahwa komunikasi  adalah proses penyampaian informasi berupa pesan, ide atau gagasan dari satu pihak atau orang kepada pihak atau orang lain.
Komunikasi itu sendiri merupakan suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi yang terjadi itu dapat berbentuk verbal dan non verbal.
Nah, untuk melakukan komunikasi baik verbal atau pun non verbal dengan orang lain, kita mesti memperhatikan hal-hal tertentu sebagai prasyarat dalam berkomunikasi. Dari berbagai sumber kita dapat menetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) hal sebagai berikut:
Pertama, Memahami maksud dan tujuan komunikasi
Tentu saja sebelum kita melakukan atau membangun komunikasi dengan seseorang atau orang lain, terlebih dahulu kita harus memahami maksud atau tujuan apa kita berkomunikasi. Misalnya ketika saya akan memulai berbicara dengan seseorang yang sedang duduk di samping saya, saya harus tahu terlebih dahulu maksudnya yaitu untuk saling mengenal, atau untuk mencairkan suasana yang beku dan sebagainya. Dengan memahami maksud atau tujuan pembicaraan, maka selanjutnya komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.
Kedua, Menggunakan bahasa yang baik dan benar
Kalau kita mau berbicara dengan seseorang kita terlebih dahulu harus mengenal bahas yang hendak kita pakai. Bahasa menunjukkan bangsa. Selain itu bahasa yang baik dan benar mesti diterapkan. Bahasa juga menunjukkan kepribadian seseorang. Karena itu ketika kita berbicara dengan seseorang, kita hendaknya memperhatikan bahasa yang kita pakai dan bahasa itu harus bahasa yang baik dan benar. Misalnya kalau kita menggunakan bahasa Indonesia, maka hendaknya bahasa Indonesia yang populer atau standar bukan bahasa pasar yang hanya terbatas untuk kelompok tertentu.
Ketiga, Menguasai Materi pembicaraan atau komunikasi
Supaya komunikasi kita berjalan baik dan lancar, sebaiknya kita juga mengetahui dengan benar dan menguasai betul materi atau bahan yang akan kita komunikasikan.Â
Misalnya, kalau kita mau berbicara atau membahas tentang pergaulan, tentu kita mesti memiliki pengetahuan atau referensi yang benar mengenai pergaulan. Demikian pun kalau kita mau berkomunikasi mengenai hal-hal tertentu.
Keempat, Memperhatikan Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang dimaksud di sini adalah bagaimana seseorang mengungkapkan pikirannya melalui bahasa yang digunakan yang secara khas memperlihatkan jiwa dan kepribadian si pembicara kalau itu komunikasi lisan atau penulis kalau itu komunikasi tertulis. Barangkali dalam hal ini perlu memperhatikan unsur-unsur penting yang harus ada dalam suatu pembicaraan, misalnya Â
Kelima, Memperhatikan Sopan Santun atau etika Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi, hal yang tidak boleh dilupakan adalah sopan santun atau etika berkomunikasi. Tidak bmemotong pembicaraan seseorang. Komunikasi dapat terjadi dengan baik di mana kedua atau lebih orang yang berkomunikasi itu saling mendengarkan atau yang oleh Paus Fransiskus disebut "berbicara dengan hati".Â
Menurut para pakar komunikasi, suatu komunikasi yang baik itu tidak bertele-tele, tidak berputar-putar atau berbelit-belit untuk menyampaikan maksud atau poin pembicaraan. Sebaliknya, komunikasi yang baik hendaknya cepat, tepat, lugas dan harus bisa dimengerti oleh lawan bicara kita.
Dengan memperhatikan kelima hal tersebut, percayalah komunikasi kita tentang apa, dengan siapa,kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana pun sudah pasti akan terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan buah-buah pikiran sederhana ini dapat membantu kita untuk memaknai hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia tahun 2023 dengan baik.
Atambua: 12.05.2023
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H