Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Tarian Bonet antara Hentakan Kaki dan Pantun Bersahut-Sahutan di Bulan Purnama

8 Mei 2023   08:19 Diperbarui: 8 Mei 2023   08:30 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tarian bonet di daerah TTS (Neno Anderias Salukh: Kompasiana.com)

BILA anda datang ke Timor bagian barat, khususnya di daerah Dawan baik Amarasi di Kupang, Amanuban, Amanatun dan Molo di Timor Tengah Selatan, maupun Noemuti, Miomaffo dan Biboki di Timor Tengah Utara pada saat ada hajatan atau upacara syukuran atas hasil panen, sudah pasti anda akan menemui para penari Bonet di sana.

Bonet merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk tarian orang Timor. Bonet adalah tarian berbentuk lingkaran yang diiringi dengan nyanyian oleh para peserta yang dibagi dalam kelompok penyanyi syair atau pantun dan kelompok penyanyi refrein, dengan seorang yang berperan sebagai Bone'nakaf artinya 'Kepala Bonet' yaitu seseorang yang bertugas mengangkat pantun dalam tarian bonet (Kamus Uab Meto Bahasa Indonesia, Andreas Tefa Sa'u, SVD; 2020: 152).

Laki-laki dan perempuan berdiri bergandengan tangan, membentuk lingkaran, berjalan ke samping dengan hentakan kaki maju dan mundur bersamaan.

Dari geraknya sepintas dapat kita samakan dengan tarian Tebe dari Timor (daerah Tetun), atau tarian Dolo-dolo dari Flores Timur, atau Tarian Tandak dari Manggarai. Tapi tarian Bonet ini punya kekhasan tersendiri yakni tidak dipandu oleh musik, tetapi para penari sendirilah yang menghasilkan irama berupa lagu atau nyanyian tertentu.

Tarian bonet ini sebenarnya ada dua macam, yaitu:

Satu: Boen Amlilat atau Bonet Sukacita

Yakni bonet yang dilakukan sebagai ungkapan hati yang gembira atau sukacita pada waktu syukur atas panen, yang dilakukan di bawah sinar bulan purnama. Seperti sukacita di waktu panen dan membagi-bagi hasil panen, demikianlah orang Timor bersukacita merayakan kesejahteraan karena panen yang melimpah. Hal itu mereka ungkapkan dalam bentuk tarian dengan hentakan kaki dan pantun yang bersahut-sahutan. Suasana hikmat dan sukacita itu semakin terasa, apabila suara sahutan atau nyanyian refrain dengan lengkingan suara wanita yang lebih tinggi.

Lagu-lagu, syair dan pantun-pantun sukacita dikumandangkan seperti pantun jenaka dan pantun cinta muda-mudi.

Dua: Boen Nitu atau Bonet Kematian

Bonet atau tarian kematian ini dilaksanakan pada waktu ada orang meninggal. Namun tentu tidaklah sembarang orang meninggal, orang melakukan boen nitu. Tentu saja orang yang meninggal itu haruslah tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Biasanya lagu-lagu serta pantun-pantun yang sedih dilantunkan oleh ibu-ibu yang isinya untuk mengenang jasa almarhum, kemaudian para laki-laki menyambutnya dengan teriakan-teriakan sedih yang khas. Biasanya boen nitu ini berlangsung selama orang menunggu jenazah. Selain itu, boen nitu juga dilakukan oleh ibu-ibu sambil menumbuk padi dengan irama ketukan lesung dan alu yang bersahut-sahutan, sambil mendendangkan lagu-lagu sedih. Dalam Bahasa Dawan disebut "Angkalale".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun