Pertama, Belum siap secara Finansial
Alasan belum siap secara finansial selalu menjadi alasan utama bagi mereka apabila ditanya soal kenapa belum menikah hingga sekarang ini. Pada hal kalau mau jujur, hampr tidak ada pasangan yang ketika menikah sudah siap secara finansial. Dari sekitar 100 orang yang siap untuk menikah, mungkin tidak lebih dari 10 atau 20 % yang sudah siap secara finansial. Itu berarti sebagian besar hampr belum siap secara finansial. Namun  itu tidak bearti karena belum siap jadi tidak menikah.  Pada hal justru dalam kesatuan sebagai suami istri nanti bisa sama-sama berusaha memenuhi kebutuhan secara finasial. Namun toh, kita tetap mesti menghargai situasi dan kondisi masing-masing pasangan yang mengatakan siap untuk menikah.
Kedua, Â Belum Siap Mental
Bagi seorang pemuda, kesiapan mental itu penting karena ia harus berhadapan dengan orang yang mungkin berbeda secara usia, karakter dan kebiasaan. Karena itu alasamn belum siap secara mental selalu menjadi alasan pokok kedua bagi mereka yang selalu menunda kencan atau menikah. Pada hal kalau kita mau menelusuri lebih lanjut, alasan belum siap mental, bukanlah satu-satunya alasan terpenting.
Ketiga, Belum memiliki pasangan yang pasti
Ini juga menjadi alasan mengapa seseorang belum juga menikah. Baginya sekarang masa pacaran ini semata-mata untuk saling belajar jadi belum dapat dikatakan sebagai pasangan yang pasti.Â
Keempat, Orang tua belum menyetujui pasangan yang dipilih.
Banyak orang tua masih berperan penuh dalam menentukan pasangan hidup. Karena itu di beberapa wilayah tertentu khususnya di NTT, bila orang tua tidak setuju maka pasangan itu harus bubar, pada hal mereka sudah berpacaran begitu lama. Kalau pasangan tetap bersihkukuh untuk menikah, banyak kali ada juga orang tua yang tidak mau merestui pernikahan tersebut. Kalau demikian maka banyak kali pasangan memilih kawin lari, yaitu perkawinan tanpa restu orang tua.
Kelima, Pasangan yang berbeda keyakinan atau agama
Sampai saat ini perkawinan beda gereja atau antar agama, masih menjadi soal di Indonesia, khususnya di NTT. Biasanya pihak laki-laki memaksakan agar pihak perempuan mengikuti agama laki-laki. Namun untuk berpindah agama, itu bukan suatu perkara yang biasa. Di Gereja Katolik misalnya ada keuskupan atau Bapak Uskup tertentu tidak mengizinkan agar terjadi kawinan campur antar agama. Namun bagaimana pun di era globalisasi ini kehidupan keagamaan sering tidak mendapatkan perhatian.
Keenam, Alasan masih mengejar karier