Satu : permainan latto-latto menguji kesabaran dan memacu daya juang seseorang.
Saya memperhatikan anak saya yang berlatih terus menerus dengan penuh kesabaran untuk bisa memainkan latto-latto itu seperti yang dilakukan oleh mereka yang sudah bisa. Mula-mula ia hanya menggerakkannya saja
Selain itu saya juga memperhatikan bagaimana upaya dan daya juangnya sampai dia bisa memainkannya. Lalu saya memujinya, "Kamu hebat, ternyata kamu juga bisa!" Dan ia pun tersenyum-senyum puas.
Dua: permainan latto-latto melatih seseorang untuk tenang, konsentrasi, Â dan berhati-hati.
Tanpa ketenangan dan konsentrasi, permainan latto-latto tidak bisa terjadi dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari gerakkan dan bunyi yang dihasilkan. Semakin tenang dan konsentrasi seseorang baik, dapat menghasilkan permainan yang baik pula.Â
Orang yang bermain latto-latto juga harus berhati-hati supaya kedua biji nok-nok itu tidak mengenai tangan atau anggota tubuh yang lain karena dapat menyebabkan sakit. Apabila tidak hati-hati, biji lato-lato itu terlepas dan bila terkena kaca bisa pecah, misalnya kaca televisi, atau kaca jendela.Â
Permainan latto-latto memiliki nilai-nilai tertentu yang berguna bagi anak-anak seperti nilai pendidikan; karakter dan rekreatif. Maka permainan latto-latto bisa dianjurkan untuk menjadi media pendidikan, namun tentu juga perlu pengawasan dari orang tua dan guru-guru di sekolah.Â
Misalnya pada jam pelajaran di sekolah tidak boleh ada siswa yang bermain latto-latto di luar kelas, karena selain suaranya mengganggu juga akan mempengaruhi konsentrasi siswa lain dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan di rumah orang tua mesti mengawasi agar tidak mengganggu orang lain yang melakukan sholat atau berdoa atau mengganggu orang sakit di sekitar rumah. ***
Atambua: 07.01.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H