Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini 3 Alasan Mengapa Nilai UAS Matakuliah Teologi Fundamental Anjlok

3 Januari 2023   11:27 Diperbarui: 8 Januari 2023   05:07 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi STP Santo Petrus Kefamenanu mengutus 5 mahasiswanya magang ke Kalimantan (okenusra.com)

Ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur sejauhmana materi perkuliahan selama satu semester, baik berupa tatap muka ataupun pemberian tugas, yang telah dilaksanakan membawa dampak berupa perubahan pengetahuan (keilmuan) dan perilaku (karakter) bagi seorang mahasiswa.

Matakuliah Teologi Fundamental 

Matakuliah Teologi Fundamental merupakan suatu matakuliah dasar khusus dengan 2 (dua) satuan kredit semester (sks) pada semester 1 (satu). Tujuan yang diharapkan dari perkuliahan ini adalah agar mahasiswa setelah menyelesaikan seluruh proses perkuliahan selama satu semester, mereka memahami asal usul penggunaan istilah teologi dalam gereja; mengapa iman justru membutuhkan pemikiran rasional; di mana tempat dan tugas teologi fundamental itu di dalam gereja; dan bagaimana peranan teologi fundamental, baik secara internal di dalam gereja maupun secara eksternal di luar gereja (masyarakat).

Yang menarik dari perkuliahan ini adalah bahwa mahasiswa Katolik yang berasal dari disiplin ilmu umum  dari SMA/SMK yang pada awalnya memiliki pemahaman teologi Katolik yang sangat rendah, setelah mengikuti perkuliahan Teologi Fundamental ini akhirnya memiliki tambahan pengetahuan keilmuan tentang apa itu Teologi Katolik.

Teologi Katolik pada hakekatnya merupakan refleksi metodis dan kritis atas iman sebagai jawaban manusia atas apa yang diwahyukan Allah. Maka, pokok utama teologi Katolik adalah adanya, hakikat, sifat dan karya Allah sebagai Pencipta, sebagai Penebus umat manusia, dan sebagai Penjiwa umat beriman yang membentuk Gereja.

Teologi Fundamental itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari dasar-dasar pengetahuan tentang Allah. Jadi teologi fundamental mengajarkan bagaimana orang beriman (Katolik) seharusnya mengetahui dan mempraktekkan iman Katoliknya secara baik dan benar berdasarkan pokok-pokok imannya. 

Sedangkan fundamentalisme adalah gerakan dalam sebuah aliran agama yang menyatakan sebagai apa yang diyakininya itu merupakan dasar-dasar atau azas-azas dan menjadi ekstrim karena memaksa orang lain untuk menerima keyakinannya itu. 

Karena itu dalam perkuliahan teologi fundamental, para mahasiswa didampingi untuk pertama-tama memiliki pengetahuan iman Katolik  yang baik dan benar; dan menolak segala ajaran yang bertentangan dengan dasar-dasar iman Katolik; serta menjauhkan diri dari sikap fundamentalisme yang sempit, ekstrim dan negatif karena memaksa orang lain untuk menerima dan mengikuti keyakinannya secara membabibuta.

Langkah dan metode yang ditempuh selama perkuliahan satu semester adalah berupa kuliah tatap muka (60%), pemberian tugas kepada mahasiswa (20%) dan presensi serta partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kuliah (20%). Itu semua telah berjalan selama kurun waktu 6 bulan. Ujian tengah semester pun telah dilaksanakan. 

***

Ilustrasi Kerjasama Dirjen Bimas Katolik RI dan STP Santo Petrus Kefamenanu (dok. STP)
Ilustrasi Kerjasama Dirjen Bimas Katolik RI dan STP Santo Petrus Kefamenanu (dok. STP)

Mengapa Nilai UAS mahasiswa anjlok?

Persoalan berikutnya yang hendak kita geluti di sini adalah mengapa nilai ujian akhir semester mahasiswa anjlok? 

1.   Latar belakang dan pilihan dasar mahasiswa 

Yang dimaksudkan di sini adalah pemilihan kampus dan program studi. Ketika seseorang menetapkan pilihannya untuk mengambil suatu program studi tertentu yang bakal berhubungan dengan keahlian yang akan dimiliki, semestinya calon mahasiswa terlebih dahulu memiliki pemahaman dasar tentang latar belakang pemilihan tersebut. 

Misalnya seseorang kelak mau menjadi seorang guru agama Katolik yang profesional -sesuai visi Sekolah Tinggi Pastoral Santo Petrus- yang akan dimasukinya, terlebih dahulu si calon mahasiswa harusnya melihat kemampuan mata pelajaran agamanya pada waktu SMA/SMK. Sebab latar belakang dan pilihan dasar akan menentukan seseorang dalam perkuliahan selanjutnya. Sebab hal itu akan mempengaruhi minat seseorang untuk belajar matakuliah-matakuliah keahlian/khusus yang berhubungan dengan profesi sebagai guru agama Katolik ke depan, termasuk ujian akhir semester. Nah, itulah alasan pertama mengapa nilai ujian akhir semester mahasiswa, khususnya pada semester 1 anjlok. 

Untuk itu mahasiswa membutuhkan penyesuaian-penyesuaian yang penting dan pendampingan yang baik sejak awal masuk kuliah.

2. Metode Belajar mahasiswa yang tidak efektif

Banyak ahli menyoroti cara belajar mahasiswa zaman now yang kurang efektif. Apalagi mahasiswa hasil pendidikan BDR (belajar dari rumah) karena covid-19.  Karena itu banyak mahasiswa kurang mempersiapkan diri baik pada waktu mengikuti kuliah maupun menghadapi ujian akhir semester. Banyak mahasiswa bukan melakukan belajar cerdas, tetapi belajar keras. Seharusnya gaya dan metode belajarnya efektif dan efisien, namun itu tidak dilakukan.  Justru banyak mahasiswa mengejar membaca materi kuliah dengan sistem kebut semalam. Itu artinya metode belajar mahasiswa yang tidak benar, akibatnya nilai anjlok.

Karena itulah ketika menghadapi ujian, jangan heran ada mahasiswa yang berusaha melakukan kecurangan antara lain membawa ngrepek (membawa salinan saat ujian) dan nyontek (melihat catatan). Pada lembaga pendidikan tertentu, dua praktek ini menjadi alasan untuk mahasiswa dikeluarkan!

Maka belajarlah pada waktunya dengan metode yang baik dan benar secara efisien dan efektif sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. 

3.  Ketidakmampuan mahasiswa memprediksi soal yang akan muncul pada ujian

Menurut saya, ini adalah suatu teknik tersendiri yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Ketika ia mengikuti kuliah, seharusnya seorang mahasiswa sudah bisa memprediksi materi yang bakal diujikan oleh dosen pada saat UAS. 

Seorang mahasiswa, harus pertama-tama membaca keseluruhan materi kuliah yang telah diterima dari dosen pengampu. Tetapi dia harus bisa memprediksi soal mana yang bakal ditanyakan oleh dosen pada saat ujian.

Bisa jadi apa yang selalu diulang-ulang ditekankan oleh dosen, itulah yang akan dimunculkan pada saat ujian. Atau bisa juga mahasiswa melihat hal-hal urgen yang muncul pada materi kuliah selama satu semester itu. 

Hanya mahasiswa yang mengikuti kuliah secara baik dan teratur, akan mampu membaca tanda-tanda zaman, pada materi yang akan muncul pada saat ujian dan menjawab soal-soal ujian dengan benar dan tepat; dan akan mendapatkan nilai yang baik pula.

Ilustrasi Ketua STP Santo Petrus Kefamenanu dan mahasiswa STP (kompasiana.com)
Ilustrasi Ketua STP Santo Petrus Kefamenanu dan mahasiswa STP (kompasiana.com)

Langkah-langkah Perbaikan

Setelah mengetahui alasan-alasan anjloknya nilai semester mahasiswa, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan ke depan oleh mahasiswa yang bersangkutan, seperti :

a.  Melakukan evaluasi terhadap hasil ujian akhir semester (UAS) yang telah diperoleh dan melakukan re-medial untuk memperbaiki nilai ujian semester sejauh diperlukan dan dimungkinkan untuk itu.

b.  Memperbaiki cara dan metode belajarnya pada matakuliah dan semester yang akan datang.

c.  Memprogramkan SKS dan matakuliah yang sesuai dengan kemajuan kuliahmu untuk semester yang akan datang.

d. Melakukan langkah-langkah yang lebih baik yang berhubungan dengan studimu untuk semakin menjadi lebih profesional di masa yang akan datang.

***

Demikianlah 3 (tiga) alasan mengapa nilai UAS mahasiswa anjlok dan bagaimana seharusnya supaya mahasiswa mengalami kemajuan dan perubahan dari waktu ke waktu, termasuk hasil akhir yang harus dimiliki sebagai dampak keilmuan dari matakuliah yang telah diselesaikan selama satu atau beberapa semester tersebut.

Sebagai mahasiswa yang baik terapkanlah tips-tips belajar yang baik seperti : Belajarlah secara berkala atau berkali-kali bukan belajar kebut semalam;  temukanlah gaya belajarmu sendiri, fokuslah agar belajar lebih efektif, dan jangan lupa berdoa agar mendapat berkat dari Tuhan atas hasil belajarmu. 

***

Atambua, 03.01.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun