Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bila Cuaca Ekstrem 3 Fenomena Ini Mesti Diwaspadai

29 Desember 2022   11:48 Diperbarui: 29 Desember 2022   11:50 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat aktual betul topik pilihan yang diangkat oleh Kompasiana untuk menjadi materi diskusi dan pemberian opini. Sebab memang saat ini cuaca sangat ekstrem di mana hujan dengan intensitas yang tinggi. Di mana-mana terdengar, terbaca dan terlihat adanya bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang dan aneka bencana lainnya yang menimpah daerah-daerah yang rawan bencana.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sejumlah wilayah Indonesia akan dilanda cuaca ekstrem mulai tanggal 27 Desember 2022 hingga 02 Januari 2023, berupa hujan lebat hingga sangat lebat, gelombang laut yang tinggi dan adanya banjir pesisir (ROB).

Ketika saya sedang menulis di Kompasiana saat ini, seluruh wilayah kami di Kabupaten Belu sedang diguyur hujan sejak pagi tadi hingga sekarang pkl. 23.00. Bersyukur bahwa wilayah kami termasuk aman dari bencana.

Para Kompasianer tentu juga membaca dan mengetahui bahwa saat ini beberapa wilayah di Pulau Timor juga sedang mengalami bencana banjir seperti yang terjadi di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang akibat Sungai Noelmina meluap sejak Sabtu, 24 Desember 2022 yang menyebabkan dua jembatan ambruk (Tempo.co).

Seperti yang disampaikan Kepala BMKG Nasional, Prof. Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi yang dirilis Kompas TV bahwa dinamika atmosfer di sekitar Indonesia saat ini masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan. Karena itu masyarakat diharapkan untuk mematuhi protokol kebencanaan yang disampaikan.

Untuk itu kiranya 3 fenomena ini mesti diwaspadai dan bila perlu dihindari sehingga kita tidak terkena bencana. Ketiga fenomena yang harus diwaspadai itu sebenarnya bukanlah hal yang baru, sebab setiap kali bila akan terjadi bencana, fenomena ini selalu ada.

Kita memahami bahwa yang dikatakan cuaca ekstrem itu adalah fenomena iklim tidak biasa dan berpotensi dapat menimbulkan bencana. Cuaca ekstrem ini bisa terjadi karena pemanasan global.

Ilustrasi hujan tiada henti waspada banjir (liputan6.com/faisal)
Ilustrasi hujan tiada henti waspada banjir (liputan6.com/faisal)

Berikut ini 3 fenomena yang mesti diwaspadai, yakni:

1. Hujan turun tiada hentinya meskipun tidak begitu deras selama 24 jam

Fenomena ini dapat memicu terjadinya banjir, seperti di ibukota dan kota-kota lainnya. Di Pulau Timor, khususnya di tempat di mana saya tinggal yaitu di Kabupaten Belu, apabila hujan turun tiada hentinya selama satu atau dua hari penuh, itu sudah harus diwaspadai karena sebentar lagi akan terdengar adanya bencana banjir. Daerah sasaran bencana banjir adalah meluapnya sungai Benenai yang mengakibatkan banjir hampir di seluruh wilayah Malaka Barat.

Karena itu sebagaimana dihimbau oleh BMKG, masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah yang rawan banjir harus waspada, misalnya wilayah Bolan, Besikama dan daerah-daerah sekitarnya. Anak-anak mesti diawasi agar tidak bermain di bantaran sungai atau bermain jauh dari rumah. Segera mengamankan dokumen-dokumen penting pribadi atau keluarga dan pada saatnya segera mencari tempat yang aman untuk menghindarkan diri dari banjir.

2. Angin kencang tidak seperti biasanya.

Ini juga adalah suatu fenomena yang mesti diwaspadai karena angin yang kencang tidak seperti biasanya dapat menyebabkan banyak pohon tumbang. Dan bila tidak waspada, bisa menimpah kita sedang berjalan di bawah pohon. Bila ada angin kencang disertai hujan dan badai itu tanda-tanda bencana alam, karenanya masyarakat dihimbau untuk tidak keluar rumah untuk menghindarkan diri dari bencana tersebut. Angin kencang yang disertai hujan juga bisa menyebabkan tanah longsor. Karena itu bagi yang sedang mengadakan perjalanan dengan kendaraan mesti berhati-hati.

3. Pemadaman Listrik secara serentak dan menyeluruh

Fenomena ketiga yang biasanya terjadi usai hujan dan angin adalah listrik padam. Akibatnya terjadi kegelapan. Kalau terjadi pemadaman listrik oleh PLN bisa saja karena akibat hujan atau angin kencang terjadi kebakaran rumah warga maka PLN memadamkan listrik pada jalur tertentu. Tetapi kalau terjadi listrik padam tiba-tiba karena alam, misalnya karena tertimpa pohon atau tiang listrik tumbang akibat banjir atau angin kencang maka hal ini pun harus membuat kita, khususnya penduduk di daerah rawan banjir untuk segera mengungsi untuk menghindarkan diri dari bahaya yang akan terjadi. 

Ilustrasi cuaca ekstrem waspada gelap listrik padam (liputan6.com/abdilah)
Ilustrasi cuaca ekstrem waspada gelap listrik padam (liputan6.com/abdilah)

Lalu Selanjutnya Bagaimana?

Jika dalam kenyataannya demikian, maka kita dan masyarakat harus siap-siap menghadapi bencana banjir atau tanah longsor atau juga kebakaran. Ketika kita menghadapi bencana seperti yang sering terjadi atau sedang terjadi saat ini dibeberapa wilayah kita di Indonesia, maka tiada jalan lain selain berusaha menghindarkan diri dari tempat-tempat yang menjadi sasaran bencana selama ini.

Tidak boleh panik tetapi sebaliknya kuatkan hati untuk memikirkan jalan-jalan lain yang bias ditempuh untuk menyelamatkan diri. Percayalah bahwa anda tidak sendirian.

Jika rumah kita berada di dataran rendah atau dekat bantaran sungai, kita harus pindah atau mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Bagi kita yang tidak terkena bencana, pertama-tama tentu harus bersyukur, dan kedua berusaha sedapat mungkin memberi pertolongan terhadap mereka yang mengalami atau terkena bencana. Kita dapat mengumpulkan bahan-bahan makanan, pakaian layak pakai dan obat-obatan yang dibutuhkan.

Sebagai orang beriman, jangan lupa mendoakan mereka yang sedang mengalami bencana agar selamat dan secepatnya bencana berakhir agar mereka dapat memulai hidup baru.

Pada prinsipnya bencana itu datang tanpa kita duga atau ketahui atau rencanakan. Karena itu sikap yang paling utama adalah siap siaga bencana yaitu upaya mempersiapkan diri, keluarga, dan komunitas di sekitar kita sebagai antisipasi terhadap ancaman bencana alam.

Sebagaimana dilansir oleh BPBD Kabupaten Pacitan dalam news.detik.com bahwa siaga bencana diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur bangunan. Dan bila kita mau mengevakuasi diri atau korban hendaknya  mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan sebagai tempat atau arah evakuasi diri. Dalam hal ini himbauan pemerintah baik dari BMKG maupun dari BPBD mesti dihargai dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh untuk menyelamatkan diri.***

Atambua: 29.12.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun