Sangat aktual betul topik pilihan yang diangkat oleh Kompasiana untuk menjadi materi diskusi dan pemberian opini. Sebab memang saat ini cuaca sangat ekstrem di mana hujan dengan intensitas yang tinggi. Di mana-mana terdengar, terbaca dan terlihat adanya bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang dan aneka bencana lainnya yang menimpah daerah-daerah yang rawan bencana.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sejumlah wilayah Indonesia akan dilanda cuaca ekstrem mulai tanggal 27 Desember 2022 hingga 02 Januari 2023, berupa hujan lebat hingga sangat lebat, gelombang laut yang tinggi dan adanya banjir pesisir (ROB).
Ketika saya sedang menulis di Kompasiana saat ini, seluruh wilayah kami di Kabupaten Belu sedang diguyur hujan sejak pagi tadi hingga sekarang pkl. 23.00. Bersyukur bahwa wilayah kami termasuk aman dari bencana.
Para Kompasianer tentu juga membaca dan mengetahui bahwa saat ini beberapa wilayah di Pulau Timor juga sedang mengalami bencana banjir seperti yang terjadi di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang akibat Sungai Noelmina meluap sejak Sabtu, 24 Desember 2022 yang menyebabkan dua jembatan ambruk (Tempo.co).
Seperti yang disampaikan Kepala BMKG Nasional, Prof. Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi yang dirilis Kompas TV bahwa dinamika atmosfer di sekitar Indonesia saat ini masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan. Karena itu masyarakat diharapkan untuk mematuhi protokol kebencanaan yang disampaikan.
Untuk itu kiranya 3 fenomena ini mesti diwaspadai dan bila perlu dihindari sehingga kita tidak terkena bencana. Ketiga fenomena yang harus diwaspadai itu sebenarnya bukanlah hal yang baru, sebab setiap kali bila akan terjadi bencana, fenomena ini selalu ada.
Kita memahami bahwa yang dikatakan cuaca ekstrem itu adalah fenomena iklim tidak biasa dan berpotensi dapat menimbulkan bencana. Cuaca ekstrem ini bisa terjadi karena pemanasan global.
Berikut ini 3 fenomena yang mesti diwaspadai, yakni:
1. Hujan turun tiada hentinya meskipun tidak begitu deras selama 24 jam
Fenomena ini dapat memicu terjadinya banjir, seperti di ibukota dan kota-kota lainnya. Di Pulau Timor, khususnya di tempat di mana saya tinggal yaitu di Kabupaten Belu, apabila hujan turun tiada hentinya selama satu atau dua hari penuh, itu sudah harus diwaspadai karena sebentar lagi akan terdengar adanya bencana banjir. Daerah sasaran bencana banjir adalah meluapnya sungai Benenai yang mengakibatkan banjir hampir di seluruh wilayah Malaka Barat.