Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Makna Merayakan Natal Bagi Umat Kristiani

24 Desember 2022   14:59 Diperbarui: 27 Desember 2022   19:01 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sukacita merayakan Natal dengan tukar kado (sumber: gotravelly.com/hipwee.com)

Sebagai tanda syukur, umat Kristiani merayakan Natal dengan istilah "pesta Natal". Sebagai pesta syukur, Natal dirayakan dengan sangat meriah. Namun harus diwaspadai agar maknanya tidak menjadi kabur karena 'pesta'nya itu.

5. Natal sebagai kesempatan untuk memohon ampun dan saling memaafkan

Natal juga adalah kesempatan untuk memohon ampun kepada Tuhan dan saling memaafkan di antara sesama manusia.  Kelahiran Yesus membuka babak baru dalam sejarah keselamatan umat manusia. Kutuk dosa oleh Adam lama telah dipatahkan dengan kelahiran Adam baru yaitu Yesus Kristus.

Karena itu Natal juga merupakan pesta rekonsiliasi bukan hanya di antara sesama manusia, tetapi terutama dengan Tuhan. Setelah merayakan Natal, mereka saling merangkul, berpelukan dan bahkan meneteskan air mata tandanya mereka saling memaafkan. Mereka saling mengucapkan Natal dan mohon maaf lahir dan batin sebagai tanda penyesalan atas dosa-dosa dan kesalahan.

Itulah makna merayakan Natal bagi umat Kristiani khususnya umat Katolik. Semoga perayaan Natal selalu membawa sukacita dan kebahagiaan bagi yang merayakannya.  Tema pesan Natal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)  dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)  2022 adalah "....pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain" ( Mat 2: 12).

***Selamat merayakan Natal 25 Desember 2022***

Atambua, 24.12.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun