Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Makna Merayakan Natal Bagi Umat Kristiani

24 Desember 2022   14:59 Diperbarui: 27 Desember 2022   19:01 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pun ke-5 makna merayakan Natal itu dapat diuraikan satu per satu sebagai berikut :

1.  Natal sebagai puncak dari suatu penantian selama 4 minggu berturut-turut

Bagi umat Kristiani yang sungguh-sungguh menjalani empat minggu Adventus dengan berbagai kegiatan seperti telah saya uraikan dalam tulisan sebelumnya yang berjudul 'Pentingnya 3 olah dalam Aksi Adventus Pembangunan 2022', akan merayakan Natal sebagai puncak dari seluruh rangkaian persiapannya itu. 

Hanya orang yang menanti-nanti dengan tekun selama 4 minggu adventus, akan merayakan Natal dengan sukacita penuh. Pada malam Natal ketika lampu-lampu gereja dinyalakan dan bergema lagu "Malam Kudus" di sana sangat terasa hikmat Natal sebagai puncak dari suatu penantian selama 4 minggu adventus. Di sini berlaku peribahasa: "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian". Itulah makna merayakan Natal yang pertama.

Ilustrasi sukacita merayakan Natal dengan tukar kado (sumber: gotravelly.com/hipwee.com)
Ilustrasi sukacita merayakan Natal dengan tukar kado (sumber: gotravelly.com/hipwee.com)

2.  Natal sebagai hari sukacita bersama sebagai suatu keluarga beriman

Bagaimana kita menghayati makna natal sebagai hari sukacita bersama sebagai suatu keluarga beriman? Selama 4 minggu bahkan jauh-jauh hari sebelumnya, umat Kristiani, khususnya umat Katolik mempersiapkan diri, termasuk mempersiapkan perayaan Natal dengan berbagai latihan, di antaranya latihan koor dan opera atau yang disebut 'actus' natal. 

Selama masa latihan-latihan itu banyak hal yang terjadi. Tidak jarang ada kelompok yang saling berseberangan. Ada juga yang menguras banyak tenaga dan perhatian. Karenanya perayaan natal akan menjadi sukacita tersendiri. Ibaratnya setelah berpayah-payah mempersiapkan suatu hajatan, saatnya menikmati aroma pesta dengan sukacita. 

Bagi umat yang telah payah melakukan latihan, koor dan opera, ketika pada malam Natal atau perayaan Natal siang, mereka membawakan koor dan actus dengan baik dan berhasil, itulah sukacita bagi mereka. Untuk itu di seantero dunia, orang melakukannya dengan berbagai aksi seperti tukar kado, perayaan bersama keluarga yang meriah dan lain-lain. Itulah makna kedua merayakan natal.

3.  Natal sebagai perayaan iman dan keselamatan bagi seluruh umat manusia

Natal adalah perayaan iman. Maka yang terpenting adalah persiapan dan keadaan  atau disposisi batin seseorang saat merayakannya. Makna teologis dari Natal adalah Allah menjelma menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Yoh 1: 14). 

Bagi umat Kristiani merayakan Natal berarti merayakan keselamatan kita dan seluruh umat manusia. Karena itu seluruh liturgi baik malam Natal maupun Natal siang terasa gegap gempita bukan hanya didukung oleh ornamen natal dan lagu-lagu natal, tetapi seluruh rangkaian liturginya sangat mulia. 

Lagi-lagi karena perayaan natal adalah perayaan seluruh umat manusia, sebagaimana itu juga diakui oleh Gus Dur, Presiden ke-4 kita bahwa Natal bukan hanya milik umat kristiani, tetapi seluruh umat manusia karena Nabi Isa adalah penyelamat bagi seluruh umat manusia. Yesus Kristus memang datang untuk seluruh umat manusia, karena itulah Natal juga merupakan hari kerukunan antarumat beragama. 

4. Natal  sebagai perayaan syukur atas kebaikan Tuhan

Salah satu makna terpenting dari merayakan Natal adalah sebagai tanda syukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita.  Natal adalah pesta syukur. Seperti para gembala di Betlehem yang setelah mendengar berita sukacita dari Malaikat, mereka langsung bergegas menuju ke gua tempat bayi Yesus dilahirkan. Mereka sujud menyembah Dia dan membawakan persembahannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun