Hari Raya Natal bagi umat kristiani sudah diambang pintu. Hari ini novena natal hari pertama dimulai dalam tradisi katolik. Meski Gereja Katolik belum mengizinkan umatnya merayakan Natal bersama sebelum tanggal 25 Desember, namun dari toko-toko dan rumah-rumah penduduk sudah mulai terdengar lagu-lagu Natal nan sendu. Suasana terasa lain sekali. Di setiap persimpangan jalan kita temui aneka hiasan berupa pohon Natal dan assesoris Natal lainnya. Tandanya Natal itu selalu membawa nuansa baru dalam kehidupan manusia.
Natal Membawa Nuansa Baru
Bagi saya secara pribadi, nuansa baru itu ada karena beberapa hal, antara lain: perayaan Natal berdekatan dengan akhir atau penutupan tahun, sehingga suasana ini terbawa terus setiap tahunnya. Orang mulai mempersiapkan Natal sekalian untuk menutup tahun dan menyongsong tahun baru.
Selain itu, persiapan Natal selalu diiringi dengan hujan dan kadang di sana-sini terjadi bencana. Ada gempa bumi, ada banjir bandang dan aneka bencana alam lainnya. Suasana inilah yang mengundang haru para warga karena kehilangan anggota keluarga atau juga basah-basahan karena hujan deras. Namun meskipun di tengah hujan dan bencana, umat Kristiani menyiapkan diri secara khusus untuk menyongsong perayaan Natal nan agung itu.
Bagi umat Kristiani, khususnya umat Katolik merayakan Natal selalu bernuansa kesederhanaan dan kesahajaan. Dasar teologisnya: Tuhan yang begitu mulia, agung dan bersahaja, mendatangi umat-Nya dalam suasana yang sangat sederhana, yang lahir dalam gua atau kandang hewan di Betlehem. Kini suasana itu dilambangkan dengan adanya kandang Natal yang tersedia di rumah-rumah umat Katolik dan gereja-gereja. Bisa dikatakan, bagi umat Katolik, tiada Natal, tanpa kandang Natal.
Memang akan lebih gampang merayakan Natal dengan langsung membeli pohon terang (duplikat) di toko asesories Natal lalu memasangnya dan selesai. Tetapi sesuai dengan tradisi gereja Katolik adalah lebih baik mempersiapkan Natal dengan membuat Kandang Natal. Secara sederhana kegiatan membuat atau menyiapkan kandang natal di rumah atau di gereja sudah menggambarkan kesiapan dan suasana hati keluarga atau orang yang menyiapkan kandang.
5 Hal Yang Mesti Dipenuhi Bila Membuat Kandang NatalÂ
Ada 5 hal yang mesti dipenuhi oleh umat katolik bila membuat kandang natal. Kelima hal itu antara lain:
1. Orang harus betul-betul punya niat dan kemauan yang kuat
Banyak umat katolik yang pada akhirnya tidak mampu mempersiapkan kandang natal di rumah karena tidak betul-betul berniat dan punya kemauan yang kuat untuk membuat kandang natal di rumah. Karena itu membuat kandang natal menjelang perayaan natal juga adalah suatu tanda kesiapan umat untuk merayakan natal.
2. Orang mesti paham benar akan arti dan makna kandang natal.
Tidak sembarang orang bisa menyiapkan atau membuat kandang natal. Karena itu orang lebih memilih untuk membuat saja pohon natal. Pada hal antara pohon natal dan kandang natal berbeda pesan teologisnya. Dengan memahami makna kandang natal, seseorang akan mampu menghadirkan natal yang memiliki 'roh' sehingga bukan sekedar menjadi hiasan saja.
3. Orang perlu menyiapkan terlebih dahulu bahan-bahan pembuatan kandang natal
Ornamen kandang natal tidak membutuhkan bahan-bahan yang mahal. Cukup menggunakan bahan-bahan lokal dan bahkan daur ulang sampah. Saat ini kandang natal yang kita buat mesti mencerminkan suasana "Laudato Si" yang sedang Paus Fransiskus kumandangkan. Artinya bahan untuk membuat kandang natal tidak boleh merusak bumi, misalnya dengan menebang pohon dan menyebabkan sampah. Sebaliknya kehadiran rumput hijau di dalam kandang natal membawa nuansa tersendiri sebagai suasana hati umat yang sedang menanti kedatangan Tuhan.
4. Kandang natal mesti sudah siap sehari sebelum natal tiba.
Siapkanlah tenaga dan waktu yang baik untuk mengerjakan kandang natal sebelum tanggal 25 Desember. Saya punya pengalaman mengerjakan kandang natal di rumah. Saya selalu siapkan kandang natal itu paling lambat tanggal 24 siang. Setelah kandangnya selesai dikerja, berikutnya adalah menempatkan patung-patung natal seperti Bunda Maria dan Santo Yosef; para gembala, domba-domba; keledai; unta dan anjing penjaga. Semuanya ditempatkan di dalam kandang. Jangan lupa patung malaikat pembawa kabar kepada para gembala, digantung tepat di pintu masuk kandang. Sementara itu, siapkan juga bintang berekor dengan lampu bernyala pada satu sudut kandang. Jangan lupa tempatkan juga lilin dan lampu-lampu hias. Arca kanak-kanak Yesus sebaiknya ditempatkan dikandang menjelang atau setelah perayaan malam natl di gereja. Demikian pun arca para majus dari timur.
5. Berdoa bersama keluarga di depan kandang natal pada malam natal dan selama masa natal.
Kandang natal bukan sekedar hiasan natal. Tetapi kandang natal bisa dijadikan tempat berdoa keluarga pada malam natal dan selama masa natal. Itulah yang biasa kami sekeluarga lakukan. Setelah pulang dari perayaan malam natal di gereja, kami berdoa di depan kandang natal di depan rumah dan selama masa natal. Apabila kita jadikan kandang natal sebagai tempat doa keluarga, maka akan sangat terasa nuansa dan pesan natal bagi kita. Itulah nuansa natal sebagai kebersamaan dalam kesederhanaan dan kesahajaan.
Akhir kata
Bila anda sebagai umat kristiani, khususnya katolik, anda mempraktekkan kelima hal ini dalam mempersiapkan natal, niscaya anda akan mengalami betapa baiknya Tuhan mendatangi anda pada malam natal, ketika anda sekeluarga berdiri mengelilingi kandang natal sambil merenungkan kisah natal diiringi lagu-lagu natal.
Itulah kisah natal dan pesan yang dibawa oleh suasana kandang natal dalam kehidupan kristiani. Jadi bukanlah patung yang disembah, tetapi makna dan suasana yang tercipta dibalik patung/kandang natal itulah yang ingin dihayati.
"Sesungguhnya Allah telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita!".
Terima kasih, Tuhan memberkatimu selalu!
Atambua, 16.12.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H