Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kisah Menarik Dari KAI Commuter Indonesia: Terima Kasih Pak Mustahillah

13 Desember 2022   12:20 Diperbarui: 13 Desember 2022   12:33 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Andari sedang berbaring di KRL menuju Depok (dokpri)

Ibu Andari menulis begini:

Saya tidak ingin berkisah tentang saya sebenarnya. Saya ingin berkisah tentang kehebatan sebuah perusahaan publik, yaitu Perusahaan KAI Commuter Indonesia.

Tadi saya pulang dari RSCM setelah tindakan dokter karena penyakit yang saya derita. Ketika sampai di Stasiun Cikini, saya sadari bahwa rasa nyeri hebat muncul di kepala kanan.

Saya memang membawa bantal sejak pagi dan sudah lebih banyak berbaring di bangku RSCM. Ketakutan untuk jatuh dan pingsan di jalan menghantui perjalanan saya.

Memang KRL bukan untuk orang sakit tentunya, sehingga ketika kereta datang, saya minta pada suami agar meminta ijin pada pak Satpam agar saya bisa berbaring untuk meredakan nyeri.

Satpam yang bertugas adalah pak Mustahillah. Dan yang menarik, dia tidak hanya mengijinkan, tapi membimbing saya ke bangku prioritas, dan berkata santun, "Ibu turun di mana, apakah kami perlu siapkan kursi roda di stasiun tujuan?" Juga pernyataan, "Jika ada penumpang lain yang komplain, biar saya yang menjelaskan ya,bu!"

Sebentar kemudian, dia kembali ke tempat tugasnya. Tapi sesekali datang dan memberikan perhatian. 

Berkat beliau, saya tentram berbaring dari Stasiun Cikini hingga ke Stasiun Tanjung Barat. Dan ketika turun, dipersiapkannya agar saya bisa turun dengan aman. 

"Pak Satpam yang luar biasa!"

Tidak hanya tugasnya dia kerjakan dengan sangat baik, tapi hatinya ikut bekerja melayani customer yang lemah dan menderita. Suatu etos kerja yang luar biasa.

Peristiwa ini mengingatkan saya pada satu hal. Bahwa ketika bangsa ini mulai memiliki hati pada warganya yang lebih butuh perhatian, kita sedang tumbuh pada jejak yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun