Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Membiasakan Anak Mencintai Lingkungan Sejak Dini

5 Desember 2022   11:48 Diperbarui: 17 Desember 2022   09:16 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak PAUD Santo Nino dilatih untuk menanam bunga (Dokumentasi pribadi)

Anak-anak adalah pemilik masa depan. Akan jadi apakah seorang anak nanti di masa depan, sangat tergantung dari apa yang sedang ia pikirkan dan lakukan hari ini. Seperti dikatakan Mahatma Gandhi, "Masa depan tergantung pada apa yang Anda lakukan hari ini".

Sebagai pemilik masa depan, anak-anak harus dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang baik dan bernilai universal. Dalam hal ini metode pembiasaan sangat tepat diberikan kepada anak-anak sejak usia dini. 

Mereka mesti melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Artinya apa yang dilakukan anak dalam pembelajaran hendaknya diulang-ulang secara terus menerus sampai anak itu dapat betul-betul memahaminya dan dapat tertanam di dalam hatinya.

Namun yang terutama dan terpenting bagi anak-anak adalah pemberian contoh atau teladan yang baik dari orang-orang dewasa, dalam hal ini orangtua yaitu bapak dan mama. 

Sering kali kita mendengar adanya saling tuding menuding antara mama (ibu) dan bapak (ayah) tentang siapa yang seharusnya terlebih dahulu memberikan teladan yang baik kepada anak. 

Ibu mengatakan kepada ayah yang mengajak anak laki-lakinya untuk bermain kartu, "Kamu harus memberi contoh yang baik kepada anak, yah." Sementara ayah mengatakan kepada ibu, "Kamu jangan marah-marah terus yah, nanti akan diikuti anak!" Dalam hal ini sebetulnya anak mau mengikuti kata siapa? 

Para pakar pendidikan mengatakan bahwa anak pada dasarnya akan meniru perilaku orangtuanya, namun yang mendorong anak meniru orangtuanya adalah karena relasi yang dibangun antara orang tua dan anak. Dalam hal ini kedekatan antara anak laki-laki dan ayahnya, dan anak perempuan dengan ibunya.

Nah, dalam rangka menyelamatkan bumi kita ini dari kerusakan akibat ulah manusia, anak-anak sejak dini hendaknya dibiasakan untuk mencintai lingkungan hidup.

Untuk itu para orangtua hendaknya membiasakan anak-anak sejak dini mulai dari rumah untuk melakukan hal-hal sekecil apapun itu demi menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Menurut saya, apabila hal ini terus meneruskan dibiasakan pada anak-anak, maka kelak ketika ia sudah dewasa, ia akan memihak dan mencintai lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Anak-anak PAUD Santo Nino menanam bunga di halaman sekolah (Dokumentasi pribadi)
Anak-anak PAUD Santo Nino menanam bunga di halaman sekolah (Dokumentasi pribadi)

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana orangtua membiasakan anak-anaknya di rumah untuk melakukan hal itu. Berikut ini sekurang-kurangnya lima (5) hal yang perlu dibiasakan oleh orangtua kepada anak-anaknya:

1. Orangtua hendaknya selalu mengajak dan mengajari anak untuk ikut menanam dan mencintai tanaman di sekitar halaman rumah, entah itu pohon maupun bunga.

Anak pada dasarnya suka meniru, terutama hal-hal yang baik seperti ini, ia sudah pasti akan mempraktikkan atau menceritakan kepada teman-temannya. Saya pernah mengajak anak saya yang laki-laki bungsu untuk menanam kelapa di kebun kami. 

Dari pengalaman itu, setiap kali pergi ke kebun, ia pasti akan mencari tanaman kelapa yang pernah ia tanam. Di sana ia membersihkannya. Lalu menyiramnya dan memberi pupuk.

2. Membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya.

Maaf saya selalu mencontohkan putra saya yang bungsu. Pada suatu hari ketika kami berjalan-jalan ke kota, tiba-tiba dia melihat kantong plastik (kresek) berserakan di jalan. Ia meminta saya untuk menghentikan mobil dan langsung ia turun mengangkat kantong-kantong plastik itu dan membuangnya di tempat sampah. 

Lain kali ketika saya secara tidak sengaja membuang bungkus manisan di jalan, ia langsung menegur saya. "Bapak ini bagaimana, ajar anak buang sampah jangan sembarangan, ternyata bapak yang melawan sendiri!" 

3. Mengajak anak untuk menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan

Anak-anak hendaknya dibiasakan untuk tidak memakai kantong plastik. Membawa air minum sendiri pada botol airnya masing-masing, tidak membeli air dalam kemasan.

4. Mengajak anak untuk tidak boros menggunakan air

Anak-anak juga dibiasakan untuk berhemat dalam penggunaan air. Tidak boros air. Selalu mematikan atau menutup kran air setelah menggunakannya. Menggunakan air bekas cucian beras untuk menyiram bunga. Menggunakan air bekas cucian pakaian untuk menyiram bunga atau halaman rumah.

5. Mengajak anak untuk berjalan-jalan menikmati alam.

Tidak selamanya harus melakukan rekreasi ke mal. Anak juga bisa diajak untuk bertamasya ke hutan untuk menikmati sejuknya alam. Di sana anak bisa belajar tentang pentingnya hutan bagi manusia. Selain itu dapat menimbulkan rasa cinta anak terhadap lingkungan hidupnya.

Pelajaran yang bisa dipetik.

Setiap pengalaman selalu meninggalkan pesan atau pelajaran tertentu. Apabila anak sudah mengalami sendiri hal-hal sebagaimana disebutkan di atas, dengan sendirinya akan menimbulkan rasa ingin tahu untuk mempraktikkannya. 

Kalau hal itu telah dilakukan sejak dini, akan menjadi pelajaran dan hal itu akan terus berkesan dan pada suatu saat ia pasti akan berusaha menularkannya kepada orang lain. 

Paling tidak ia berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya. Tidak serakah terhadap lingkungan, sebab suatu saat bumi akan menagih janjinya.

Seperti dikatakan Mahatma Gandhi, "Bumi menyediakan hal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tetapi tidak untuk orang-orang yang serakah" (1869-1948). 

***

Atambua, 05.12.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun