Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Manusia Makin Bertambah, Apakah Bumi pun Makin Bertambah Luas?

17 November 2022   22:38 Diperbarui: 17 November 2022   22:48 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi populasi dunia mencapai 8 miliar manusia (sumber: merdeka.com)

Penduduk planet bumi ini makin bertambah. Kelahiran baru terjadi setiap detik pun makin bertambah-tambah. Sementara berkat kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesehatan, semakin memperpanjang usia harapan hidup manusia. Dengan demikian pertumbuhan penduduk alami yang disebabkan oleh hasil selisih tingkat kelahiran dengan tingkat kematian dalam satu tahun makin menunjukkan bahwa angka kelahiran masih lebih tinggi daripada kematian.

Jumlah penduduk dunia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 1975 total populasi manusia di dunia mencapai 4 miliar dan dalam tempo kurang dari 50 tahun mengalami pertambahan 4 miliar  sehingga pada tahun 2022 ini mencapai 8 miliar manusia. 

Secara statistik penduduk dunia meningkat drastis dari tahun ke tahun. Khususnya pada beberapa tahun terakhir jumlah itu terus meningkat. Tingkok (RRC) merupakan negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia yakni  1,419,870,000; diikuti oleh Negara India pada urutan kedua dengan jumlah penduduk sebesar  1,403,510,000. 

Urutan ketiga adalah Amerika Serikat dengan jumlah penduduk 339,433,000. Dan pada urutan keempat dunia adalah Indonesia dengan jumlah 274,790,244 penduduk (Wikipedia).

Faktor-Faktor Penyebab Meningkatnya Populasi Manusia

Terhadap pertambahan penduduk bumi yang besar ini, kita patut mengajukan pertanyaan: faktor-faktor apa saja yang menyebabkan semakin meningkatnya  pertumbuhan populasi umat manusia tersebut. Lantas tindakan apa yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan bumi ini?

Terhadap pertanyaan pertama, dapat disebutkan di sini sekurang-kurangnya dua faktor utama, yakni:

Faktor pertama adalah  semakin tidak terkontrolnya angka kelahiran bayi setiap tahun (Negatif). 

Hal ini disebabkan oleh tidak berjalan atau gagalnya program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan Pemerintah sehingga menyebabkan kelahiran bayi bertambah setiap saat. Tentu saja selain gagalnya program KB, juga dipicu oleh perkawinan usia dini yang cukup tinggi. Antara perkawinan usia dini dan gagalnya program KB menjadi penyumbang utama tingginya angka kelahiran. Dengan demikian menjadi beban bagi bumi.

Faktor kedua adalah usia harapan hidup manusia bertambah (Positif).

Usia harapan hidup manusia dewasa ini makin bertambah.  Dilansir dari Encyclopedia Britannica, usia harapan hidup di Jepang rata-rata 83 tahun , hal ini membuktikan bahwa di Jepang tingkat kesehatan tinggi. Sementara di Indonesia pada tahun 2017 angka harapan hidup 71,1 tahun. Dan kini pada tahun 2022 berada pada 75 s/d 77,5 tahun. Semakin bertambahnya usia harapan hidup manusia, berarti semakin menambah jumlah populasi manusia yang menempati bumi.

Bertambahnya usia ini, faktor pemicunya adalah semakin meningkatnya fasilitas kesehatan manusia. Maka harus diakui bahwa dengan bertambahnya fasilitas dan sumber daya manusia di bidang kesehatan menyebabkan usia hidup manusia bertambah dan makin menekan angka kematian.

Kedua faktor utama yang telah dikemukakan di atas, jelas menyebabkan populasi penduduk bumi makin terus bertambah. Maka pertanyaan berikutnya.

Apakah dengan semakin bertambahnya populasi penduduk, bumi kita pun makin bertambah luasnya?

Jawaban atas pertanyaan ini jelas bumi kita tidak bertambah luasnya, malah semakin berkurangnya bagian untuk dihuni manusia. 

Dalam hal ini Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Sejagat dalam dokumen Gereja yang dikeluarkannya pada tahun 2015, Laudato Si justru mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama melakukan perubahan demi menjaga dan memastikan kelestarian bumi kita bersama.

Ajakan Paus Fransiskus ini sebenarnya didasarkan pada persoalan semakin membludaknya populasi manusia dan dampaknya bagi bumi. Sumber daya air dan mineral tentu akan semakin berkurang dan bakal mengalami kesulitan. Pasokan energi listrik semakin menipis sehingga bisa saja tidak mencukupi.

Pencemaran lingkungan dengan berbagai limba industri dan bahan kimia. Sampah di mana-mana, terlebih sampah plastik dengan daya urai dalam waktu yang sangat lama.

Itu semua semakin menambah beban bagi bumi ini. Karena itu, sekali lagi Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia untuk melakukan gerakan dan aksi perubahan bersama untuk menyelamatkan bumi rumah kita.

Maka, dampak negatif dari pertumbuhan populasi penduduk dunia yang per-15 November 2022 telah mencapai 8 miliar manusia di planet bumi ini juga akan meluas kepada pendidikan, kesehatan dan gizi  terutama kepada  anak-anak dari keluarga-keluarga kurang mampu.

Untuk itu sebagai penduduk dunia marilah kita melakukan sesuatu untuk menyelamatkan bumi dunia kita dengan mengurangi beban yang harus ditanggungnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:  ikut melakukan kampanye mengurangi angka kelahiran dan penundaan usia perkawinan untuk tidak semakin menambah jumlah kelahiran; melakukan promosi kesehatan; dan melakukan kampanye penanaman pohon dan membuang sampah pada tempatnya. 

Akhirnya, demi dunia dengan populasi tak seimbang  8 miliar penduduk,"marilah kita berusaha melakukan hal-hal yang kecil saja, namun dengan cinta yang besar" (Santa Teresa dari Calkuta).***

Atambua: 17.11.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun