Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akankah PR Bagi Siswa Betul-Betul Dihapuskan dari Dunia Pendidikan Kita?

27 Oktober 2022   11:39 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:48 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua mendampingi anak mengerjakan PR (Sumber: kompas.com)

Terhadap kebijakan ini, masih terdapat pro dan kontra. Masyarakat, termasuk para guru terbagi dalam arus, pro dan kontra. Ada yang setuju dengan kebijakan tersebut, ada yang menolak alias tidak setuju.

Rasanya memang kurang pas apabila siswa dibebaskan sama sekali dari tugas atau pekerjaan rumah, karena bagi dunia pendidikan kita di Indonesia dari bertahun-tahun lamanya, kita masih menganut sistem pendidikan dengan "pekerjaan rumah". 

***

Selanjutnya kita menanti saja karena kebijakan yang dibuat oleh Pemkot Surabaya itu masih dalam taraf sosialisasi. Mungkinkah kebijakan ini akan diterima dan dicanangkan per-10 November 2022 akan datang sebagai Kebijakan Pendidikan yang bisa saja bukan hanya berlaku untuk para siswa di Kota Surabaya, tetapi untuk seluruh Indonesia.

Ataukah kebijakan yang masih dalam taraf sosialisasi itu akan gugur dengan sendirinya karena di"menangkan" oleh baik siswa maupun guru yang pro terhadap pemberian PR yang sudah lama berlaku di Indonesia.

Dari kebijakan ini bisa jadi ada evaluasi menyeluruh terhadap pemberian tugas atau PR oleh guru selama ini, dengan memperhatikan volume tugas dan jangka waktu antara pemberian tugas pertama dengan tugas berikutnya. Dan yang terutama adalah pemberian tugas itu hendaknya menyenangkan siswa bukan menjadi beban baginya, sebagaimana dikemukakan pak Menteri.

Terakhir, jika guru masih memberikan PR kepada siswanya maka guru harus memastikan bahwa tujuannya jelas, bermanfaat, merangsang kreativitas siswa dan kolaborasinya baik dengan orang tua sebagai pendamping maupun dengan sesama siswa.

Mudah-mudahan ulasan sederhana ini membantu para pembaca.

Atambua: 27.10.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun