Satu, berhubungan dengan tanggung jawab, kita belajar dari keempat suku yang berperan sebagai Tobe yang mengurus ketersediaan pangan bagi raja dan keluarganya.
Dua, kebersamaan dan solidaritas. Semua tamu dan undangan yang hadir, duduk makan dan minum bersama yang sederajat yaitu pada bale-bele yang sama.
Tiga, sebagai tanda syukur dan terimakasih kepada Tuhan dan leluhur yang dilambangkan dengan 'tumpukan' nasi dan daging yang banyak. Acara ini juga biasanya dilakukan setelah panen.
Empat, tidak boleh ada yang terbuang. Artinya makanan yang tidak dihabiskan harus dibawa pulang ke rumah bagi mereka yang menjaga rumah supaya mereka juga menikmati pemberian atau berkat Tuhan itu.
Lima, makan nasi dan daging yang banyak melambangkan kedaulatan pangan bagi masyarakat petani.
Catatan akhir
Perlu diketahui bahwa untuk melakukan acara Fole Mako biasanya dipilih waktu sesudah panen. Dengan demikian, acara Fole Mako' juga merupakan wujud dari kedaulatan pangan yaitu bagaimana memenuhi hak manusia atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai dengan budaya lokal yang ada dalam masyarakat.
Ketika kami masih anak-anak, kami sangat senang bila ibu pulang dari mengikuti acara 'Fole Mako' dan membawa oleh-oleh untuk kami berupa nasi dan daging yang tidak dihabiskan di sana. Betapa senangnya kami karena menerimanya sebagai berkat Tuhan.Â
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis, sedangkan pengertian dan makna diambil dari Kamus Uab Meto Bahasa Indonesia oleh Andreas Tefa Sa'u, SVD, 2020.
Atambua: 26.08.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H