Tiada terasa Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah merdeka 77 tahun. Tanggal 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2022. Angka 77 adalah angka sempurna. Tidak dapat dibolak-balik. Tetap sama. Tujuh puluh tujuh.Â
Jasmerah alias Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
Itu semboyan yang terkenal yang diucapkan oleh Soekarno, Presiden Pertama RI dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun RI ke 21 tanggal 17 Agustus 1966.
Menurut catatan sejarah sebagaimana dikutip dalam mncplay.id bahwa pidato Bung Karno ini merupakan pidatonya yang terakhir sebagai Presiden RI merupakan pidato yang tidak pernah terlupakan. Â Isi pidato terkenal ini mengingatkan kita sebagai bangsa dan rakyat Indonesia untuk tidak melupakan sejarah. Apapun yang telah kita capai di masa lampau adalah merupakan awal jalan apa yang akan kita capai di masa sekarang dan bekal nanti di masa depan.
"Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini. Sekali lagi saya ulangi kalimat ini, membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau"(www.mncplay.id).
Saat ini kita boleh menoleh ke belakang untuk melihat kembali jejak-jejak langkah kita selama 77 tahun silam.
Masa Kepemimpinan Presiden Soekarno (18 Agustus 1945 s/d 12 Maret 1967)
Ketika Indonesia tercinta dipimpin oleh duet Soekarno-Hatta sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga 12 Maret 1967. Masa atau periode ini disebut dengan Orde Lama, meskipun pada waktu itu istilah ini tidak dipakai. Istilah Orde Lama  ini dicetuskan pada masa pemerintahan berikutnya yang dikenal dengan Orde Baru. Tentu saja selama hampir 22 tahun pertama, penuh dengan berbagai persoalan kemerdekaan. Namun kita syukuri karena berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, negara kita tercinta terus maju.
Masa Kepemimpinan Presiden Soeharto (27 Maret 1967 s/d 21 Mei 1998).
Pasca revolusi dan terbitnya Supersemar membawa Jenderal Soeharto menjadi Presiden kedua Republik Indonesia. Indonesia pada masa kepemimpinan Soeharto yang mendapatkan gelar sebagai "Bapak Pembangunan RI" mengalami banyak kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan.Â
Masa kepemimpinan Soeharto yang cukup lama itu dengan berbagai kontroversial, sering disebut juga sebagai otoriter bagi yang berseberangan dengannya. Satu presiden dengan enam wakil. Wakil presiden boleh berganti, tetapi presidennya tetap Soeharto.
Harus diakui bahwa selama masa orde baru ini banyak kemajuan baik berupa pembangunan fisik maupun pembangunan mental melalui Penataran P4 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.Â
Jenderal Besar Soeharto yang memimpin Indonesia selama kurang lebih 31 tahun, akhirnya dilengserkan melalui Revolusi Mei 1998.
Masa Kepemimpinan Presiden B.J. Habibie (21 Mei 1998 s/d 20 Oktober 1999)
Sebelumnya beliau adalah wakil presiden RI ke-7 menggantikan Try Sutrisno. Sebelumnya beliau adalah Menteri Riset dan Teknologi RI. B.J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Beliau merupakan presiden pertama RI yang terlahir di luar Jawa.
Masa Kepemimpinan Presiden  K.H. Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999 s/d  23 Juli 2001)
Lebih akrab dipanggil Gus Dur dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 menggantikan B.J. Habibie sebagai Presiden RI ke-4. Dalam menjalankan tugasnya sebagai Presiden, Gus Dur dibantu oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Mandatnya sebagai Presiden ke-4 dicabut oleh MPR pada 23 Juli 2001 dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Masa Kepemimpinan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001 s/d 20 Oktober 2004)
Megawati Soekarnoputri merupakan Presiden RI ke-5 dan sekaligus Presiden Wanita pertama di Indonesia. Wakil Presidennya adalah H. Hamzah Haz. Â Pada pemilihan umum presiden 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilu putaran kedua.
Masa Kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 s/d 20 Oktober 2014)
SBY merupakan Presiden pertama di masa Reformasi yang terpilih melalui pemilihan umum presiden secara langsung. Beliau menjadi presiden RI-6 selama dua periode sejak era Reformasi, dengan dua wakil presiden. Periode pertama beliau dibantu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (2004-2009) dan pada periode kedua oleh  Boediono (2009-2014).
Masa Kepemimpinan Presiden ke-7, Ir. H, Joko Widodo (20 Oktober 2014 s/d  sekarang).
Presiden Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan Jokowi  merupakan presiden Indonesia pertama sepanjang sejarah yang bukan berasal dari latar belakang elite politik atau militer. Pada periode pertama (2014-2019) ia terpilih bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dan kembali terpilih untuk periode kedua bersama Wakil Presiden, Ma'ruf Amin  (2019-2024).
Selama kepemimpinan Jokowi banyak terobosan yang dilakukan antara lain beliau meluncurkan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera. Di bidang infrastruktur, Presiden Jokowi telah memulai banyak proyek pembangunan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia khususnya dalam sektor ini. Beberapa pembangunan infrastruktur terkenal seperti Jalan Tol Trans Sumatera; Tol Solo-Kertosono; pembangunan waduk  dan kebijakan untuk Papua dan Indonesia Timur umumnya, dan bermacam-macam lagi program dan keberhasilan lainnya.
Refleksi:
Kita boleh mengaminkan pernyataan ini: Setiap masa ada tokohnya, dan setiap tokoh ada masanya. Setiap Presiden Indonesia dengan program-program pembangunan dan mimpinya untuk Indonesia. Tentu saja setiap program yang dilaksanakan berupa proyek untuk Indonesia, yaitu untuk Indonesia Maju; Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar.
Di antara berbagai kemajuan, tentu juga ada kekurangan. Sampai saat ini perang terhadap Korupsi belum tuntas; perang terhadap Narkoba masih dalam perjuangan; perang terhadap Terorisme masih terus berlangsung.Â
Kita berharap dan terus bermimpi setelah merayakan 77 Tahun Indonesia Merdeka, kita pun boleh merdeka DARI Korupsi; Narkoba dan Terorisme; SUPAYA kita giat dalam berbagai upaya menuju 4 Pilar Indonesia 2045, yaitu:
1. Pembangunan Manusia serta Penguasaan Iptek
2. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
3. Pemerataan Pembangunan
4. Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan
Menuju Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-77. Jadilah Bangsa dan Negara RI yang Makin Maju, Tangguh dan Sejahtera. Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat!(dari berbagai sumber)
Atambua, 16.08.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H