Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gaya Hidup Minimalis Vs Hidup Dalam Kelimpahan

17 Juli 2022   14:21 Diperbarui: 17 Juli 2022   14:33 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup minimalis (Diolah dari sumber: Shutterstock/Andrey_Popov via kompas.com)

Kehidupan di zaman global ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk mempraktekkan gaya hidup minimalis, namun hidup yang berkelimpahan.

Secara praksis, gaya hidup minimalis mengajarkan kepada manusia untuk selalu hidup dalam solidaritas, sebab tidak ada jarak yang memisahkan karena tidak ada yang miskin dan tidak ada yang kaya. Semua hidup yang berkualitas.

Demikian pun orang yang hidup dalam kelimpahan selalu menyadari bahwa kita diciptakan dan hidup, pasti bukan untuk diri sendiri tetapi bagi yang lain (man for others).

Dengan gaya hidup minimalis, juga membuka kemungkinan kepada seseorang untuk menyadari dan memberi tempat khusus kepada Allah sebagai pemberi kehidupan. Demikian pun hidup dalam kelimpahan berarti hidup dari, oleh dan untuk Allah. Dengan kata lain, suatu gaya hidup yang menghidupi Allah dalam praktek hidupnya. 

Kalau kita menjalani gaya hidup manimalis dan hidup dalam kelimpahan, kita sebenarnya menghayati apa yang diajarkan Santo Paulus, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalam-Nya" (Ef 2:10).

Jadi hidup dalam kelimpahan atau mempraktekkan gaya hidup minimalis sebenarnya adalah mendasarkan hidup kita pada keterbukaan hati untuk menerima dan menjadikan Allah sebagai pusat dan tujuan dari seluruh kehidupan kita sebagai manusia.***

Atambua, 17.17.22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun