Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa Tae Lilo tidak bisa dilakukan pada setiap saat atau sembarang waktu. Juga tidak bisa dibuat oleh semua orang. Hanya pada upacara-upacara tertentu dan hanya bisa dibuat oleh orang-orang yang dikaruniai untuk melakukan hal itu.Â
Mari kita lihat langkah-langkah pelaksanaan tradisi Tae Lilo ini:
1. Penentuan hewan kurban
Kita ambil contoh penyembelihan hewan kurban pada saat peresmian rumah adat. Di sana setiap suku membawa hewan kurbannya. Misalnya telah ditentukan bahwa setiap suku membawa satu ekor babi (maaf, di Timor, babi menjadi hewan kurban yang lazim).Â
Anggota-anggota suku mengumpulkan sejumlah uang atau barang yang akan dipakai untuk membeli hewan kurban tersebut. Biasanya akan dicari hewan dengan bulu warna tertentu, yang gemuk, tidak boleh terlalu besar (biasanya yang berumur 1 tahun). Jadi masih muda.
2. Didoakan sebelum disembelih
Ketua suku akan mendoakan hewan kurban tersebut, dengan terlebih dahulu mengambil beberapa helai bulu binatang kurban itu disimpan pada suatu wadah bersama sirih pinang.Â
Lalu ketua suku akan berdoa kepada Tuhan (Uis Neno A mo'et a pakaet, a pinat a klahat: Tuhan pencipta penyelenggara, yang bersinar dan bercahaya), dan menyebutkan nama semua leluhur yang telah meninggal dunia sebagai Uis neon pala (Tuhan yang paling dekat dengan manusia).
3. Hewan kurban disembelih
Pada tahap ketiga hewan kurban disembelih, kemudian diambil bagian dalamnya berupa usus halus dan hatinya. Ditempatkan pada sebuah wadah, misalnya nyiru dari anyaman lontar atau dulang dan dibawa kepada ketua adat atau orang yang memiliki karunia untuk membaca tanda atau simbol pada usus halus tersebut.
4. Tae Lilo dan hasilnya.