Kebanggaan terbesar seorang penulis adalah ketika tulisannya dapat diterima dan diterbitkan, baik dalam majalah atau pun sebagai buku. Banyak penulis yang mensharingkan pengalaman kekecewaannya ketika tulisannya tidak diterima oleh redaksi untuk diterbitkan dalam majalah, baik dalam media cetak maupun elektronik.
Ada juga sharing tentang betapa senangnya seseorang penulis ketika untuk pertama kali sebuah tulisannya bisa lolos ke suatu majalah atau surat khabar. Mengingat adanya syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi hingga sebuah tulisan bisa diterima untuk diterbitkan.Â
Saya punya pengalaman beberapa kali tulisan saya ditolak untuk dimuat pada majalah karena:
Pertama, isinya tidak sesuai dengan misi majalah tersebut, misalnya sebuah majalah pendidikan, sementara tulisan yang dikirimkan tentang hal lain;Â
Kedua, tulisan yang dikirimkan tidak lagi up to date, misalnya sebuah liputan yang tidak up to date lagi. Tulisan untuk surat khabar berita harian, tentu berbeda dengan mingguan atau bulanan.
Ketiga, tulisan yang dikirimkan tidak mencerminkan kaidah 5 W 1 H yaitu pertimbangan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Serta beberapa syarat tambahan lain yang mungkin harus dipenuhi agar sebuah tulisan bisa dimuat pada majalah tertentu.
Selain tulisan seorang penulis bisa tembus ke majalah, seorang penulis juga berharap jika tulisan-tulisannya bisa diterbitkan menjadi sebuah buku. Memang tidak mudah bagi seorang penulis untuk menerbitkan tulisannya menjadi buku. Ada beberapa pertimbangan yang menjadi syarat yang ditetapkan oleh sebuah penerbit buku. Syarat yang menjadi pertimbangan sebuah penerbit tidaklah sama untuk semua penerbit lainnya.
Pertama-tama tentu naskah buku atau draft buku harus sudah siap. Sesudah itu barulah kita berpikir tentang penerbit mana yang kita mau tawarkan. Dan ketiga adalah soal biaya cetak.Â
Sebenarnya ada dua macam pertimbangan atau pilihan, sebuah buku untuk diterbitkan oleh penerbit.
Pertama, naskah buku diterima untuk diterbitkan oleh penerbit dan seluruhnya menjadi tanggung jawab penerbit.Â
Itu artinya tulisan dalam buku yang rencana untuk menjadi buku itu telah memenuhi syarat penerbitan. Sesuai pengalaman saya menerbitkan beberapa buku, bila penerbit telah menyatakan naskah buku lolos untuk terbit, berarti seluruh proses, termasuk biaya cetak dan pemasaran ditanggung oleh penerbit.Â