Para sabahat Kompasianer yang terkasih. Setiap orang punya kebiasaannya tersendiri, termasuk dalam hal mengurus obat dan kesehatannya. Kata orang lebih baik mencegah daripada mengobati.
Betul juga bahwa setiap orang menghendaki agar selalu sehat. Tidak ada seorang pun yang mau supaya sakit atau anggota keluarganya sakit.Â
Kata orang juga, penyakit itu gampang masuk ke dalam tubuh seseorang, tetapi ia sulit untuk keluar.
Sifat dan daya tahan tubuh tiap manusia berbeda-beda. Ada yang tahan terhadap penyakit, ada pula yang tidak tahan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan agar menjaga kesehatan tubuh dan pola hidup yang benar pada saat masih usia muda.
Saya akan membagikan bagaimana cara keluarga kami menyiapkan obat baik sebelum maupun ketika sakit. Â Ada beberapa cara sederhana yang kami lakukan.
Pertama, selalu tersedia tanaman obat keluarga (TOGA) berupa kumis kucing, jeruk nipis, jahe merah, kunyit, jambu biji dan tanaman daun Afrika.
Setiap kali pulang dari perjalanan atau badan kurang fit,ibu selalu menyediakan wedang jahe. Â Setelah meminum satu gelas wedang jahe, bagus langsung segar.
Atau kalau merasa sakit pinggang, ibu langsung mengambil beberapa genggam daun kumis kucing, merebus dan mengajak kami minum bersama.
Bila peruk mules atau sakit perut, sebelum meminum obat, sudah pasti terlebih dahulu mengunyah daun atau tunas jambu biji.
Demikian pun dengan daun Afrika yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Itulah cara pertama kami sekeluarga menyiapkan obat untuk keluarga.
Kedua, Kami mengenal beberapa orang petugas medis. Ada yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah. Ada yang bekerja di Rumah sakit Swasta.
Kalau kami sakit, terlebih dahulu kami mengontak salah satu tenaga kesehatan yang terpercaya itu dan menyampaikan keluhan atau penyakit kami, lalu menanyakan obat apa yang cocok untuk sakit atau keluhan tersebut.Â
Biasanya mereka merekomendasikan obat-obat ringan yang bisa kami beli di apotik.
Tetapi bila keluhan kami cukup berat, biasanya dianjurkan untuk langsung datang ke Rumah Sakit atau ke Dokter Praktek.
Ketiga, Sebagai pertolongan pertama, kami selalu menyiapkan obat-obat tertentu di rumah pada kotak obat yang tersedia
Misalnya, obat merah untuk luka dan lain-lain; paracetamol untuk penurun panas; amoxicilin antibiotik.
Tapi bila kami sakit atau punya keluhan, langkah pertama yang kami buat adalah menelpon petugas medis yang biasa membantu kami itu.
Biasanya dia akan bertanya, "apakah ada paracetamol atau amoxicilin atau obat lain apa di rumah?" Â Kalau tersedia, biasanya dia memberikan semacam resep untuk minum obat itu.
Dan kami bersyukur, dengan cara ini kami selalu tertolong. Kami tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli obat.
Keempat, Kami juga menyediakan obat-obatan herbal seperti Nutrilite (daily) dan Nutrilite Salmon Omega-3 Complex.
Obat-obat herbal ini umumnya kami tidak konsumsi pada setiap hari.Â
Tetapi kami memiliki jadwal tersendiri, kapan obat herbal atau suplemen kesehatan itu kami konsumsi. Selain untuk kami sekeluarga sendiri, kami juga membantu tetangga atau keluarga lain bila sakit dan membutuhkan bantuan.
Kelima, sebagai orang beriman, obat yang pertama dan terutama adalah Doa dan suasana batin. Dengan dan melalui doa, Tuhan pasti menjaga dan melindungi umat-Nya.
Dengan suasana batin yang terjaga  menjadi obat yang manjur, sebagaimana firman Tuhan berbunyi: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Amsal 4: 23). Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Dengan senjata doa dapat menjauhkan kita dari segala penyakit.
Inilah cara keluarga kami menyiapkan dan mengonsumsi obat. Dengan kelima tips atau cara sederhana di atas, dapat mengurangi pengeluaran ekonomi, tetapi tetap membantu kita untuk hidup lebih sehat.
Semoga dengan berbagi pengalaman sederhana ini dapat membantu keluarga-keluarga dalam menyiapkan dan mengonsumsi obat secara baik dan benar.
Tuhan memberkati kita sekalian sehingga dapat terhindar dari segala penyakit yang berbahaya! ***
Atambua, 20.05.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H