Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kalau Minyak Goreng Langka, Apa yang Harus Kita Buat?

21 Maret 2022   12:30 Diperbarui: 21 Maret 2022   12:37 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tadi pagi saya bersama istri ke pasar untuk berbelanja di antaranya adalah membeli minyak goreng. Selama ini saya memang membaca berita dan mengikuti di televisi tentang kelangkaan minyak goreng, tapi saya sendiri tidak tahu kenyataan di lapangan. Saya pikir biasa-biasa saja. Hanya mereka yang di Jawa sana yang mengalami kesulitan soal minyak goreng.

Bahkan kalau kita ikuti antrean panjang untuk mengambil minyak murah, kita bahkan tidak mengerti mengapa sampai ibu-ibu bisa nekad masuk dalam antrean panjang itu?

Tapi itulah yang terjadi. Sering bapak-bapak tidak mengerti atau tidak tahu apa yang sedang dialami oleh ibu-ibu di dapur.

Kembali kepada pengalaman saya tadi pagi. Biasanya istri saya membeli minyak goreng dalam kemasan 1 kilo yang dijual dalam 1 duz. Isinya 12 bungkus dengan harga Rp 165.000. Tapi pagi ini istriku sendiri kaget karena kemasan 1 kilo tidak ada lagi di pasaran. Yang ada hanyalah botol.

Sambil mengeluh istri saya mengatakan bagaimana kita mau berbisnis gorengan dan lain-lain kalau harga minyak goreng sudah melangit? Maaf, tanpa terasa istri saya mengeluh bahkan langsung menujukan keluhannya kepada Orang Nomor Satu di Negara RI tercinta Bapak Presiden Joko Widodo, "Apakah Bapak Presiden tidak bisa turun tangan untuk menetapkan HET minyak goreng?" 

Untuk menyenangkan  istri, saya menjawab, "Ibu, Bapak Presiden kan sibuk, beliau percayakan kepada Menterinya yaitu Menteri Perdagangan, kalau menteri tidak bisa menyelesaikan baru ke Presiden, jadi kita lihat saja!"

Selanjutnya sambil diskusi sepanjang jalan, saya bertanya kepada Erna, istri saya, apakah tidak ada alternatif lain untuk mengurangi kebutuhan minyak goreng?

Lalu Erna menyampaikan kepada saya sebenarnya ada beberapa cara untuk mengurangi penggunaan minyak goreng, tapi masakan tetap lezat dan lebih bergizi. Bahkan menurutnya lebih murah dan lebih sehat sebagai berikut:

1. Mengganti minyak goreng dengan mentega atau margarin.

Untuk membuat nasi goreng, tak perlu menggunakan minyak. Cukup mengambil mentega atau margarin, sudah bisa makan nasi goreng. Bahkan bisa juga dipakai untuk tumis sayur, menggoreng krupuk, dan lain-lain. 

2.  Menggunakan minyak kelapa.

Daripada pusing-pusing dengan kemahalan minyak goreng dipasaran, lebih baik mulai kembali menggunakan minyak kelapa. lebih murah dan sehat. Untuk diketahui bahwa minyak yang paling sehat adalah minyak kelapa, apalagi kalau itu dibuat sendiri. Tetapi bila tidak bisa dimasak sendiri, bisa juga membeli dari para penjual minyak kelapa yang ada di kampung-kampung. Minyaknya lebih bersih, harum wanginya, sehat pula rasanya.

3.  Mengurangi penggunaan minyak goreng

Agar lebih sehat sebaiknya mulai membiasakan diri memasak sayur tanpa minyak dengan cara merebusnya saja. Itu akan lebih hemat minyak dan lebih sehat. Seiring dengan semakin berkembangnya berbagai macam penyakit, para dokter juga sudah merekomendasikan agar mengurangi konsumsi makanan yang berminyak. Sebagai ganti minyak, sebaiknya kita kembali ke alam dengan memakan sayur yang direbus atau dimasak tanpa minyak.

4.  Menggunakan minyak hewani misalnya sapi, ayam dan lain-lain.

Salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak goreng adalah dengan menggunakan minyak hewani. Meskipun secara kesehatan, kirang dianjurkan, namun sebagai alternatif, bisa juga dipilih demi mengurangi atau mengganti minyak goreng karena harganya yang terus melambung tinggi sehingga tidak ditemui dipasaran.

Meskipun alternatif-alternatif yang ditawarkan mungkin tidak sepopuler minyak goreng dalam berbagai merk, tapi sebagai pengganti atau pengurang, kiranya bisa menjadi pertimbangan keluarga-keluarga dalam perencanaan dan penggunaan minyak goreng.

Setibanya di rumah, saya langsung meminta kepada Erna istriku untuk mulai mempraktekkan tadi apa yang disebutnya alternatif untuk mengurangi minyak pemakaian minyak goreng. 

Dan sebagai contoh, ia langsung membuat nasi goreng dengan menggunakan margarin atau blue band saja.

Wah....enak juga, "Mak....", kataku.

"Nanti siang, tak usah goreng-goreng lagi ya, buatkan saja 'sayur bening' supaya tidak perlu pakai minyak goreng", kataku kepada Erna. 

"Okey ...boss", jawabnya santai.

Selamat menikmati makan siang, tanpa minyak goreng. ***

Atambua, 21.03.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun