Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HIV-ODHA Penyakit Cinta!

1 Desember 2021   09:43 Diperbarui: 1 Desember 2021   11:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penulis punya pengalaman yang kurang mengenakkan. Pada suatu waktu seorang kerabat meninggal dunia. Tidak banyak orang yang datang melayat. Usut punya usut, ternyata beliau termasuk ODHA. Betapa mirisnya hati ini. Orang yang begitu baik dan sangat perhatian serta luwes dalam pergaulan, tak disangka-sangka adalah seorang ODHA. 

Yang paling dirasakan oleh keluarga duka adalah saat pemakaman. Seturut kebiasaan masyarakat Timor kalau ada pemakaman orang meninggal ada perjamuan bersama. Sayang kali ini hampir semua pelayat tidak mau makan dan minum. Katanya mereka takut tertular AIDS karena orang yang meninggal ini adalah penderita AIDS.

Sampai saat ini banyak orang masih belum paham betul tentang HIV-AIDS. Selain ketidaktahuan tentang cara penularannya, masyarakat juga memberi stigma yang terlampau berat terhadap penderita atau ODHA.

Masyarakat Timor yang sangat menjunjung tinggi etika sangat mengutuk keras ODHA. Tapi semakin mengutuk, bukannya semakin mengurangi ODHA malah semakin meningkat atau bertambah. Karenanya pola pikir masyarakat harus mulai berubah. Cara pandang terhadap ODHA jangan hanya memvonis sebagai dosa dan kutukan Tuhan atas perbuatan manusia. Tetapi sudah harus mulai dengan pola pendekatan dan pembinaan keluarga yang lebih baik dan menggigit. HIV-AIDS adalah Penyakit Cinta. Atau dengan kata lain gara-gara cinta yang menggebu-gebu. Orang seenaknya berganti pasangan. Padahal pasangannya sehat-sehat. 

Untuk memutus rantai penularan dan bertambahnya ODHA senjata pamungkasnya adalah ketahanan keluarga dalam hal ekonomi, Cinta suami istri dan kasih sayang. Dalam hal ini pendampingan keluarga dengan ketahanan iman yang kuat. Hanya dengan iman yang kuat disertai kemauan yang kuat untuk bertahan hanya dengan pasangan sendiri menjadi senjata utama untuk menghindarkan diri dari ODHA. Bergonta ganti pasangan seks menjadi pemicu utama penularan HIV-AIDS.

Pada kesempatan ini penulis hanya ingin menyentil bahwa kalau penyakit lain itu karena penularan melalui virus yang datang dari luar diri, sedangkan HIV-AIDS adalah penyakit Cinta karena kelalaian manusia yang dengan tahu dan mau untuk menulari dan ditulari penyakit. HIV tidak menular melalui makanan dan minuman. Apalagi ODHA yang sudah meninggal. Karena itu hanya dibutuhkan upaya preventif yang lebih extra. Seandainya semua laki-laki dan perempuan bertahan untuk tidak saling menjual dan membeli jajanan seks di luar suami atau istrinya sendiri maka penyakit mematikan ini tidak ada. Dengan kata lain kesetiaan ini bukanlah sandiwara. Tapi itulah manusia yang penuh dosa ini. Tuhan ampunilah kami manusia yang berdosa ini.

Atambua, 1 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun