Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mulanya Takut dan Canggung, Akhirnya Betah!

30 Oktober 2021   09:09 Diperbarui: 30 Oktober 2021   09:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara soal magang kerja, setiap orang pasti punya pengalaman. Ada pengalaman menarik, namun ada juga yang mungkin sangat negatif. Soalnya tempat magang itu macam-macam. Ada yang familiar sekali namun ada juga yang menakutkan. Tetapi semuanya itu toh harus dijalani karena selain tuntutan kampus, juga demi mendapatkan pengalaman kerja. Itu artinya demi masa depan. 

Pengalaman magang punya ceritanya sendiri. Tempat magang biasanya disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang sedang ditempuh. Ada yang memilih magang di pabrik, perusahaan, kantor bahkan langsung di lapangan seperti menjadi pemulung, pasar tradisional, dan lain-lain.

Karena latar belakang pendidikan penulis adalah pastoral, maka pemilihan tempat magang pun disesuaikan.  Penulis memilih menjalankan magang di Paroki. Penulis sendiri punya pengalaman kerja selama tiga tahun. 

Ketika hendak memulai magang, hati dugdag. Apalagi waktu itu Pastor Paroki tempat saya magang itu termasuk seorang imam senior, displin, agak keras wataknya, cepat marah atau emosional. Kalau dia marah meledak-ledak. Karena itu mula-mula ketika mendapatkan penetapan tempat magang di Paroki tersebut, penulis merasa takut dan canggung. Takut karena ada banyak cerita sebelumnya bahwa pastor paroki itu pernah memukul karyawannya. Canggung karena kurang PD, apakah bisa atau tidak? 

Ternyata apa yang diduga sebelumnya tidak menjadi kenyataan. Semua itu hanyalah penilaian dari jauh. Dari pengalaman itu saya teringat akan pesan dosenku bahwa jangan hanya percaya pada omongan orang tentang orang lain. Tetapi yang paling penting adalah keberanian untuk bertemu dan berbicara atau omong dengan, bukan berbicara atau omong tentang. Penulis akhirnya menyelesaikan masa magang yang menyenangkan dengan sejuta pengalaman menarik.

Berhadapan dengan pengalaman kerja tersebut, penulis menyampaikan satu dua tips menarik dalam memilih tempat magang dan agar betah melakukan magang. Mudah-mudahan tips-tips tersebut membantu pembaca sekalian.

Berikut tips menarik untuk pengalaman magang:

1. Pilihlah tempat magang yang sesuai dengan latar belakang pendidikan anda. Jangan lupa untuk mencari tahu terlebih dahulu hal-hal       mengenai tempat magang: siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana?

2. Berusahalah untuk mengenal terlebih dahulu pimpinan tempat atau lembaga tempat anda akan magang.  Bangunlah komunikasi yang   baik. Ingat pepatah mengatakan: masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kuda meringkik. Kalau masuk lembaga orang harus menyesuaikan diri dengan praktek baik yang ada di lembaga tersebut.

3. Sebagai orang beriman, sebaiknya berdoalah terlebih dahulu agar Tuhan mulai bekerja mendahului anda mempersiapkan semuanya. Dan yakinlah semua akan berjalan dengan baik.

4. Ikutilah setiap arahan yang diberikan oleh pimpinan dan lakukanlah apa yang diperintahkan. Jangan melawan. Bila ada keberatan, sampaikanlah dengan sopan dan pada tempatnya yang tepat.

Demikianlah empat tips yang dapat disampaikan. Sekali lagi bila semuanya dilakukan dengan hati, maka pada saatnya kita menuai hasilnya  dengan hati. Mulanya merasa takut dan canggung, akhirnya betah. Malah maunya terus bekerja di tempat itu.

Atambua, 30 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun