Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berhenti Merokok, Keputusan yang Bijak!

7 Oktober 2021   20:29 Diperbarui: 7 Oktober 2021   20:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun saya tidak pernah merokok, namun setiap kali menyaksikan mereka yang merokok, saya membayangkan ada suatu 'kenikmatan' tersendiri terpancar dari wajah mereka. 

Padahal. pada setiap sampul rokok sudah tertera peringatan pemerintah"Merokok Membunuhmu!" Namun seolah-olah mereka yang merokok tidak menggubrisnya sedikit pun.

Ada apakah sehingga para perokok tidak bergeming sedikit pun untuk menggubris peringatan pemerintah itu? Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman yang termasuk perokok berat. 

Dia menceritakan bagaimana ia mulai tertarik pada rokok dan seterusnya menjadi seorang perokok berat. Seperti yang saya katakan di atas, menurutnya, merokok itu ada kenikmatan tersendiri. 

Ia mulai menjadi perokok ketika suatu waktu ia harus menyelesaikan pekerjaan yang berat dengan limit waktu singkat. Hanya rokok yang menemaninya bekerja semalam suntuk hingga rampung tugas yang diberikan. Sejak saat itu ia mulai jadi perokok. Ia melanjutkan, "Kalau tidak ada rokok, semua pekerjaan tidak bisa selesai!"

Lain lagi dengan seorang Kesa (=saudara dari istri/ipar dalam Bahasa Manggarai) saya. Dahulu ia seorang perokok. Namun sekarang ia sudah berhenti sama sekali. 

Saya menanyakan kepadanya, kiat-kiat apa saja supaya bisa berhenti merokok? Padahal banyak orang yang sudah berhenti, tetapi akhirnya mulai lagi merokok. Kesa saya itu mengatakan, "kuncinya adalah dari diri sendiri". Tidak perlu harus meminum jamu anti rokok dan lain-lain.

Kuncinya adalah komitmen. Komitmen itu penting. Peringatan pemerintah mengenai akibat merokok sebenarnya bisa menjadi pendorong untuk berhenti merokok. 

Sekali lagi karena peringatan itu datangnya dari luar, maka bisa saja tidak digubris. Tetapi bila komitmen untuk berhenti merokok itu  berasal dari dalam diri seseorang, maka itu suatu keniscayaan.

"Saya memutuskan untuk berhenti merokok", kata Kesaku itu. "Saya mengatakan pada diriku, mulai hari ini, kini dan di sini, saya tidak akan merokok lagi, demi kesehatanku dan ekonomi keluargaku yang lebih baik!"

Luar biasa. Kemarin ketika kami bertemu lagi untuk suatu urusan keluarga, ia terlihat lebih sehat dan tambah ganteng. Sangat berbeda dengan beberapa waktu lalu, ketika ia masih merokok.

Memang betul, merokok bukan saja melawan peringatan pemerintah, tetapi melawan kesehatan pribadi dan keluarga. Bayangkan saja, seorang bapak keluarga perokok aktif telah menyebarkan penyakit kepada istri dan anak-anaknya sebagai perokok pasif yang lebih berbahaya. 

Selain itu, memperbincangkannya terus menerus di antara para netizen ihwal merokok berbahaya bagi kesehatan dan karena itu orang perlu berhenti merokok bisa menjadi pemicu untuk semakin banyak perokok memutuskan untuk berhenti merokok.

Keputusan untuk berhenti merokok merupakan suatu keputusan yang bijak. Dan kunci yang paling utama untuk berhenti merokok adalah mulai dari diri sendiri, saat ini dan di sini. Itulah tips yang dapat saya bagikan, kiranya bisa membantu mendorong agar pada suatu saat, bangsa kita semakin bertumbuh tanpa asap rokok. 

Atambua, 07 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun