Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Limbah Dapur Jadi Pupur Organik yang Laris Selama Pandemi

27 September 2021   08:33 Diperbarui: 27 September 2021   08:36 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pelaksana Harian Kantor Pusat Pastoral Keuskupan Atambua itu, selama masa pandemi  bersama para stafnya telah menghasilkan tiga macam pupuk organik yakni Kompos (2 ton); Bokhasi (150 kg) dan Mol Bonggol Pisang (50 liter).

Berikut saya secara khusus akan melaporkan bagaimana praktek membuat Mol Bonggol Pisang dengan memanfaatkan air cucian beras dan buah yang rusak/busuk dari limbah dapur.

Untuk memproduksi Mol Bonggol Pisang.

Kita membutuhkan bahan-bahan dasar :

1.  Bonggol Pisang yang sudah tua  10 kg.

2.  Air cucian beras  20 liter

3. Gula aren/Gula cair   2000 ml

4. Buah yang sudah rusak/busuk (pisang) sebagai perangsang awal

Cara membuat:

Bonggol pisang dihaluskan atau ditumbuk  kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan. Gula cair atau gula aren ditimbang dan dimasukkan ke dalam wadah bersama bonggol pisang. 

Selanjutnya memasukkan air cucian beras dan buah pisang yang sudah rusak atau busuk. Setelah itu semua bahan diaduk atau dicampurkan sampai merata, lalu wadah ditutup dengan rapat selama 15 hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun