DASA SILA PARA CALON PENGANTIN
KISAH
Suatu hari secara kebetulan saya menemukan sebuah buku yang sudah agak usang berjudul "Ikutilah Aku" yang diterbitkan pada tahun 1984. Saya penasaran ingin tahu isinya. Lalu saya membaca dan membolak balik buku tua tersebut. Akhirnya saya sampai pada suatu bagian yang menurut saya merupakan bagian yang sangat penting.
Di sana dengan sangat menarik diuraikan tentang hal-hal yang mesti diperhatikan oleh para calon pengantin. Hal-hal itu disebutnya dengan istilah Dasa Sila atau bisa sebagai Sepuluh Perintah bagi para calon pengantin, sebagai berikut:
1. Â Jangan kawin dengan seseorang tanpa ada cinta (terpaksa atau kehendak orang tua semata-mata).
2. Jangan kawin dengan orang yang berbeda agamanya (kawin campur: sukar ada persatuan jiwa).
3. Jangan kawin dengan orang yang masih bersuami atau beristri (cerai).
4. Jangan kawin dengan orang yang masih ada hubungan saudara (bagi keturunan tak baik, kurang sehat).
5. Jangan kawin terlalu muda (belum dewasa badan maupun jiwa).
6. Jangan kawin tergesa-gesa (belum saling mengenal, belum ada pekerjaan, belum ada rumah, atau belum matang mempersiapkannya).
7. Jangan kawin dengan orang selisih usianya terlalu menyolok.
8. Jangan kawin dengan orang yang perbedaan sosial atau pendidikannya terlalu besar.
9. Jangan kawin dengan seseorang tanpa doa restu (Gereja, Orang tua dan Sanak saudara).
10. Jangan kawin dengan membuat hutang (demi gengsi dengan pesta atau resepsi yang besar-besaran).
PESAN UNTUK HIDUP:
 A.  Dasa Sila ini perlu Anda tahu dan pahami sebelum melangkah lebih jauh.
B. Â Perkawinan itu ibarat sebuah perjalanan. Ia membutuhkan kawan bicara. Â Supaya sampai ke tujuan mereka harus sehati dan sesuara. Tanpa itu mereka bisa tersesat!
C. Â Selain kedua mempelai: pria dan wanita, ada satu pribadi ketiga yang mereka butuhkan yaitu Tuhan. Tetapi banyak pasangan justru melibatkan pihak ketiga yang lain sehingga keluarga mereka menjadi berantakan.
D. Â Kata Santo Paulus: "Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya" (Ef 5: 33-34).
E. Â Adolph Kolping (1813-1865) berkata: "Hal pertama yang manusia temukan dalam kehidupan, hal terakhir yang ia genggam dengan tangannya, hal paling berharga yang ia miliki dalam hidup adalah keluarga".
Atambua, 22 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H