Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Remah-remah Kehidupan (3)

17 September 2021   19:40 Diperbarui: 17 September 2021   19:43 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PESAN UNTUK HIDUP:

1. Doa itu nafas hidup. Sebagaimana kita bernafas setiap saat, demikian pula doa. Maka menurut Tom Jacobs, doa pertama-tama adalah suatu sikap dasar, suatu kesadaran akan relasi dengan Allah.

2. Doa itu jalan, biar pun sedemikian rapuhnya jalan itu akan menghantar orang sampai ke tujuan. Ada jalan yang lurus, ada juga yang berliku-liku. Terkadang kita merasakan bahwa begitu cepat doa kita dikabulkan, namun terkadang kita menunggu begitu lama sampai akhirnya doa kita pun dikabulkan Tuhan. Itulah cara Tuhan menjawab doa kita.

3. Tuhan Yesus bersabda, “Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Mat 21: 22).

4. Apakah doa sama dengan sogok? Pasti saja tidak, Tuhan tak pernah bisa disogok dengan sejuta doa. Buktinya orang yang tidak berdoa saja pun didengarkan, karena Roh Allah berdoa untuknya. Jadi kalau orang yang tidak berdoa saja didengarkan Tuhan, apalagi orang yang rajin berdoa, pasti ia didengarkan lebih oleh Tuhan, karena Tuhan itu baik dan adil!

5. Santo Thomas Aquinas (1225-1274) mengatakan: Ada tiga hal yang dibutuhkan manusia untuk keselamatannya, yaitu: “Tahu apa yang harus ia percaya; Tahu apa yang harus ia inginkan; dan Tahu apa yang harus ia lakukan”.

Atambua, 17 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun