Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remah-remah Kehidupan (1)

15 September 2021   19:47 Diperbarui: 15 September 2021   19:48 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian depan bahwa hidup ini makin berat akibat terpaan krisis ekonomi dan krisis multidimensi termasuk pandemi Covid-19. Mengapa kita mau bikin hidup tambah berat lagi dengan hal-hal yang memberatkan? Kalau bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit?

Yang dibutuhkan orang sekarang ini adalah produk-produk siap saji dan instan. 

Di luar sana saat ini bertebaran aneka tawaran yang menggiurkan yang membutuhkan discerment. Dalam situasi ini sangat dibutuhkan penguatan bukan hanya materi, tetapi juga pikiran-pikiran besar dan bernas yang mengandung tips-tips menarik agar membantu orang keluar dari kesulitan itu. Namun tidak semua pikiran yang besar dan bernas yang mengandung tips-tips yang menarik itu mesti dikemas dalam produk-produk yang ilmiah dan berat pula.

Kisah-kisah dan peristiwa-peristiwa ringan yang kita temui dalam hidup mengandung motivasi atau semangat untuk menjawab kebutuhan tersebut. Penulis mengumpulkan kisah, cerita dan tips-tips menarik dari berbagai buku, majalah dan internet. 

Penulis kemudian berusaha meramunya dengan suntikan komentar-komentar ringan dan kutipan-kutipan kata-kata bijak bestari dan dari perikop Kitab Suci sebagai 'pesan untuk hidup' dengan maksud untuk mengurangi stres para pembaca, sehingga menyebabkan sedikit tawa, lalu mencoba mempraktekkannya untuk membikin hidup ini menjadi lebih hidup. 

Mudah-mudahan kata-kata yang pernah keluar dari sebuah percakapan menarik antara Sang Guru dengan seorang perempuan Kanaan yang beriman itu, mampu menggairahkan kehidupan pembaca.

Kata Sang Guru, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi jawab perempuan itu, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya" (Mat 15:27). ***

Atambua, 15 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun