Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remah-remah Kehidupan (1)

15 September 2021   19:47 Diperbarui: 15 September 2021   19:48 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lazarus hanyalah salah satu dari ribuan bahkan jutaan orang yang hidup dari remah-remah itu. Yang menarik bahwa pada puncak kisah, Lukas melukiskan bahwa Lazarus duduk di pangkuan Abraham (ay 23b). Biarpun hidup dari remah-remah, tapi pada akhirnya Lazarus mendapatkan kebahagiaan.

Kata 'kehidupan' berasal dari kata dasar 'hidup' yang berarti segala yang bernafas, yang mekar, yang bergerak dan yang ada. Kehidupan itu adalah sebuah misteri. Kata orang hidup itu adalah perjuangan. Bahkan ada sebuah prinsip yang berbunyi, "hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya". Tentu saja termasuk belajar dari hal-hal yang sederhana atau dari remah-remah itu.

Ada banyak kata mutiara tentang hidup. Misalnya, "Hidup itu sederhana, kita yang membuatnya sulit" (Confusius); "Hal yang paling penting adalah menikmati hidupmu, menjadi bahagia, apapun yang terjadi" (Audrey Hepburn); "Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi oleh cinta dan dipandu oleh ilmu pengetahuan" (Bertrand Russell).

Spiritualitas Remah-Remah Kehidupan dapat diartikan sebagai semangat atau motivasi atau inspirasi yang dapat kita hidupi dari 'sisa-sisa makanan yang ketinggalan di tempat makan',  yaitu sesuatu yang mengandung kiasan tentang hal-hal sederhana yang bisa menjadi inspirasi bagi kita di tengah berbagai persoalan hidup sekarang ini. 

Atau oase di tengah padang pasir persoalan hidup yang menjadikan hidup makin berat sekarang ini. Pertanyaan untuk direnungkan: Mampukah kita belajar untuk menimba inspirasi dari hal-hal yang mungkin kita anggap sepele dan tak berarti, namun dapat memberikan pelajaran berharga kepada kita?

Kahlil Gibran mengatakan "Semua perkataan kita, hanyalah remah-remah yang jatuh dari pesta pikiran".  Buah-buah pikiran yang berupa remah-remah itu tetap berguna, yang menurut Gibran pada waktunya akan keluar dalam bentuk perkataan. Pepatah Latin berbunyi: "Verba docent exempla trahunt": kata-kata mengajar, namun teladan menarik.

Pelajaran Untuk Kita 

Gereja bertumbuh dalam dan berkat adanya peristiwa sehingga disebut Gereja yang hidup atau Gereja sebagai peristiwa. Itu berarti Gereja tumbuh di tengah rangkaian peristiwa kehidupan, yang berjalan dan terus berproses dalam rangkaian peristiwa-peristiwa kehidupan. 

Pergumulan dan dinamika kehidupan Gereja dari rentang waktu yang satu ke rentang waktu yang lain, berada dalam proses. Gereja tidak hanya hidup dari, oleh dan dengan peristiwa-peristiwa yang besar, tetapi juga dari kejadian-kejadian kecil yang membentuknya.

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya" (Mat 13: 31-32)

Sebagai Gereja yang hidup kita dapat belajar dari hal-hal atau kejadian atau peristiwa kecil dan sederhana yang pernah ada dalam sejarah Gereja. Meskipun ia terus diterpa oleh berbagai krisis, ia tetap eksis dan terus mereformasi diri.  Dalam hal ini semboyan Gereja yang terkenal adalah Ecclesia semper reformanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun