Tak terasa Piala Dunia 2022 telah mencapai partai final. Qatar selaku tuan rumah menjadi arena bagi para pesepakbola dari 32 negara unjuk kebolehan memainkan Al Rihla, si kulit bundar.
Selama pagelaran ini, tak terpungkiri betapa tinggi animo para pecinta sepak bola menjagokan pemain idolanya. Debat kusir antara fans begitu ramai mulai dari warung kopi, ruang kantor, hingga jagat media sosial.
Perdebatan yang paling seru tentunya antara pendukung Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Masing-masing fans akan saling membandingkan pencapaian kedua idola mereka.
Saya sendiri pastinya punya satu pemain favorit dari kedua mega bintang tersebut. Namun, bukan membandingkan antar keduanya, saya lebih mempertanyakan kunci sukses mereka. Apa yang membuat CR7 dan LM10 bisa sangat luar biasa? Kenapa mereka begitu spesial dari para pesepak bola lain?
Pertanyaan ini pun juga muncul ketika saya melihat para tokoh besar yang berhasil di bidang mereka. Seperti Albert Einstein, Steve Jobs, Jack Ma, JK Rowling, Oprah Winfrey, Michael Phelps, Usain Bolt. Apa kunci rahasia kesuksesan mereka?
Mempelajari Grit di Kursus Kognisi
Pertanyaan di atas menghantar saya ke kognisi.id. Sebuah learning platform yang menyajikan kursus dan kelas daring bersertifikat terbaik.
Dari Kognisi saya pun tahu bahwa pertanyaan tersebut juga dipertanyakan oleh para peneliti. Mereka meneliti adanya faktor dasar yang sama dari setiap orang sukses. Hasil penelitian menunjukkan dua hal dasar dari kesuksesan seseorang, yakni kerja keras dan arahan.
Angela Duckworth, profesor psikologi di University of Pennsylvania, menggabungkan dua hal mendasar tersebut ke dalam satu formula yang dinamai grit. Grit atau kegigihan merupakan faktor kesuksesan.
Grit adalah ketekunan/ kerja keras secara berkelanjutan dalam mencapai tujuan/arahan jangka panjang tanpa mempedulikan penghargaan/ pengakuan dari orang lain (kognisi.id).
Grit sebagai suatu ketekunan jangka panjang punya peranan penting. Jadi, bukan semata karena bakat atau kecerdasan, melainkan ketekunan seseorang untuk terus konsisten walau banyak hambatan dan tantangan dalam menuju puncak pencapaian.
Ketekunan jangka panjang ini yang menjadikan seseorang terus tekun berupaya ketika yang lain telah berputus asa. Hal ini senada dengan pernyataan Albert Einstein bahwa ia mampu menemukan teori relativitas bukan karena kecerdasannya melainkan karena sikap pantang menyerah ketika orang-orang lain menyerah.
Demi mendalami konsep grit saya pun mengambil kelas kursus bertajuk "Membangun Grit Untuk Performa Yang Optimal" di kognisi.id. Kursus ini terdiri dari materi teks, gambar dan video dengan dua pengajar yang berpengalaman.
Dari materi teks maupun video kursus yang saya pelajari terdapat empat tipologi grit. Pemahaman akan karakteristik grit  ini diperlukan untuk mendefinisikan posisi diri saat ini. Adapun keempat tipologi tersebut sebagai berikut.
Pertama, tipe achiever ialah mereka yang paham betul hal yang ingin dicapai dan mampu menetapkan tujuan jangka panjangnya. Pada umumnya mereka tekun, tidak mudah menyerah saat menghadapi kendala sehingga mampu bekerja keras mencapai tujuannya.
Kedua, tipe planner ialah mereka yang tahu persis hal yang ingin dicapainya dan mampu menetapkan sasaran jangka panjangnya. Namun, pada umumnya mereka kurang tekun dalam upaya mencapai sasaran tersebut. Â
Ketiga, tipe executor ialah mereka yang sesungguhnya tekun berusaha mencapai target tapi mereka belum memiliki pemahaman mengenai minat ataupun arah yang ingin dicapai sehingga cenderung berganti arah tujuan, karena itu butuh dampingan orang lain dalam menetapkan sasaran.
Keempat, tipe pivoter ialah mereka yang pada umumnya belum mengenal minat pribadi secara spesifik, sehingga belum mampu menetapkan arah tujuan yang ingin dicapainya. Orang dengan tipe ini mudah menyerah dan cepat kehilangan semangat saat menghadapi kesulitan, sehingga mereka membutuhkan dukungan orang lain untuk kembali fokus dalam mencapai tujuannya. Â
Â
Dari kursus ini saya belajar untuk mengembangkan grit secara bertahap. Ada satu materi menarik yakni Paragons of Grit yang merupakan ciri orang dengan grit tinggi. Berikut orang dengan ciri-ciri grit yang tinggi, yaitu:
- Interest: memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu yang bertahan lama,
- Practise:Â deliberate practise (latihan yang diniatkan), belajar menguasai keterampilan dan keahlian yang diminati melalui latihan-latihan yang mungkin tidak nyaman dan menantang,
- Purpose, memiliki tujuan lebih besar dari diri sendiri karena bertujuan untuk memberi kontribusi kepada masyarakat,
- Hope, mempertahankan harapan ketika semua orang menyerah, optimis bahwa setiap orang bisa beradaptasi. Â
Cara Membangun GritCara membangun grit dapat dilakukan dengan latihan yang diniatkan (deliberate practise). Pertama, membuat tujuan yang jelas dan spesifik. Hal ini berguna agar seseorang memiliki gambaran yang pasti dan detail dari tujuan perjuangannya. Dengan demikian tidak mudah berubah arah dan terus bersemangat mencapai puncak prestasinya.
Kedua, memiliki konsentrasi dan fokus sepenuhnya. Tujuannya agar selama proses latihan seseorang tidak terhambat oleh berbagai distraksi, seperti notifikasi media sosial. Orang tersebut dituntut menjaga konsentrasi demi memperoleh hasil latihan yang optimal.
Ketiga, ada umpan balik. Dalam konteks ini umpan balik dibutuhkan dari para coach atau mentor berpengalaman. Seseorang mesti mendapat evaluasi dan masukan dari mentor tersebut mengenai proses latihannya.
Keempat, peningkatan. Latihan tersebut terus diulang dengan refleksi dan perbaikan, bukan semata mengulang rutinitas yang sama melainkan mesti ada peningkatan di setiap latihan.
Pengembangan deliberate practise secara berkelanjutan diharapkan dapat membantu seseorang dalam membangun grit hingga bisa mencapai tahapan yang lebih tinggi.
Demikianlah saya membayangkan para atlet, akademisi maupun pebisnis sukses yang tekun berjuang dengan spirit grit. Mereka telah mengembangkan grit hingga mencapai sukses setinggi langit. Pertanyaan penutup dari catatan ini: sanggupkah saya dan kamu membangun grit dalam keseharian hidup kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H