Seakan menjadi paket, di kota ini juga kita bisa berkunjung ke Agra fort yang berdasarkan kadeiloskopnya merupakan pusat dari pemerintahan kerajaan Mughal sekaligus istana dari Shah Jahan, raja yang membangun Taj Mahal untuk mendiang istrinya, Mumtaz.
Selain bisa menelusuri fakta sejarah dan menikmati kemegahan arsitektur dan relief-relief yang terukir cantik di batu-batu merah yang menghiasi Agra Fort, di dalam benteng ini juga kita bisa merasakan atmosfir cinta mendalam Shah Jahan kepada Mumtaz. Di Benteng ini kita bisa mengunjungi sebuah kamar pengasingan yang digunakan sang raja pada saat psikologisnya terganggu sepeninggal Mumtaz. Kamar ini didesain berdasarkan permintaan raja, agar dia bisa melihat istrinya. Akhirnya dibuatlah kamar pengasingan ini dengan posisi pemandangan menghadap langsung ke Taj Mahal. Konon sang raja menghabiskan sisa hidupnya disana dengan hanya memandangi Taj Mahal saja.
Belum sah rasanya apabila kita mengunjungi India tanpa melongok situs-situs bersejarah ini.
3. Shimla
Shimla juga diklaim sebagai kawasan dengan udara yang minim polusi. Ya, kota ini bebas dari kendaraan bermotor, jadi bagi kita yang ingin menyusuri sudut-sudut Shimla harus dengan cara berjalan kaki. Persiapkan dengkul kalian karena kontur alami dari kota ini adalah perbukitan yang kaya akan tanjakan.
Selain kecantikan dan keasrian yang di tawarkan Shimla, ada hal yang menarik untuk ditelisik di kota ini. Paradigma India yang memiliki masyarakat yang jauh dari kata disiplin terutama di sektor kebersihan bisa dipatahkan di kota ini. Siapa yang dapat menyangka di negeri yang terkenal dengan kekumuhannya ini ada sebuah kota yang asri ini dinyatakan dari bebas asap rokok, alias tidak ada yang boleh merokok di area publik Shimla. Selain rokok, pemerintah Shimla juga menerapkan aturan larangan meludah sembarangan yang mana ludah merupakan salah satu problem kebersihan di India. Ini disebabkan karena mayoritas lelaki berumur di India memiliki kebiasaan mengunyah daun khat, layaknya kapur sirih di Indonesia yang kemudian meludahkanya dengan sembarangan ke dinding-dinding terdekat yang mereka jumpai. Namun ini tidak berlaku di Shimla, papan-papan peringatan mengenai larangan merokok dan meludah dapat dipastikan ada di setiap sudut-sudut kota ini, dan bagi siapa yang melanggarnya, ganjarannya adalah denda.
Namun ada satu hal yang perlu dicatat dari kota ini, bahwasanya Shimla relatif kurang ramah bagi kantong para backpacker. Letak geografis yang berdekatan dengan dua kota besar utama India yakni New Delhi dan Rishikesh menjadikanya sebagai tempat wisata favorit kaum borjuis muda dari kedua kota moderen tersebut, layaknya Puncak yang berdekatan dengan Jakarta. Maka tak aneh apabila kota ini memiliki daya jual yang cukup tinggi. Namun demkian bukan backpacker namanya kalau tidak bisa mengakali masalah perekonomian di saat traveling, selalu ada cara yang ekonomis untuk menikmati kota ini.
4. Manali
Namun bukan hanya Himalaya saja yang menjadi daya tarik kota ini. Manali merupakan central dari state Himachal Pradesh, menjadi salah satu titik temu dari daerah-daerah yang berada di India Utara. Bisa dibilang bahwa Manali adalah irisan perpaduan dari budaya-budaya yang berada di India utara. Seperti budaya India secara umum yang kental dengan Hindusme, Spitian yang kental dengan Budhisme dari Tibet juga budaya Kashmir yang mengadaptasi kebudayaan dari ajaran Islam bisa kita temukan di sini.
Tata kota dari Manali sendiri relatif rapih dan juga bersih, apabila harus dianalogikan, Manali urang lebih mirip dengan jalan Braga yang berada di Kota Bandung.