Terkadang hal ini menjadi momok yang menakutkan bagi para traveler yang sedang bepergian. Kita jadi kerap kali sibuk untuk mengambil gambar ketimbang menikmati alam dan bersosialisasi dengan orang yang kita temui. Kita takut bahwa cerita kita hanya kicauan belaka apabila kita tidak menunjukan gambar dari apa yang kita ceritakan tersebut.
Itu wajar, namun bukan hal itu menjadi alasan mengapa kita perlu membawa baterai kamera cadangan kala sedang melaksanakan tugas agung ini. Alasan sebenarnya karena memanglah menarik untuk mengabadikan segala momen yang kita dapati, segala keunikan yang mungkin hanya akan kita temui sekali dalam seumur hidup selama kita trekking ke Annapurna ini.
Suhu alami yang dingin menjadi faktor utama yang mengakibatkan baterai kamera cepat habis. Karena ini pegunungan, maka tempat persinggahan-persinggahan yang sudah sangat jauh dari akses menuju kota akan menarik tarif apabila kita mengisi ulang baterai. Kita harus membayar sejumlah uang yang tidak kecil nominalnya kepada pemilik tea house (penginapan) yang kita singgahi, dan semakin tinggi desa tersebut berada maka harga yang dipatoknya pun akan semakin mahal. Terbayang bukan apabila kita harus mengisi baterai di tiap perhentian, mungkin jumlahnya akan sebanding dengan harga dari baterai kamera kita. Dan tentunya tak mau juga bukan kita menjadi kehilangan mood karena kamera kita habis baterai disaat kita ingin mengabadikan momen yang ada.
6. Manfaatkan water heater portable
Selain murah dan mudah untuk dibawa kemana-mana, alat “ajaib” ini adalah penolong dari segala pilu yang dirasakan oleh dompet kita.
Di awal-awal pendakian, rata-rata tea house yang ada di desa yang kita lewati masih memberikan fasilitas listrik gratis kepada para tamunya yang menginap di sana. Tentunya hal ini harus kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Mulai dari mengisi ulang baterai ponsel sampai kamera sebaiknya kita lakukan di sini. Lakukan apapun yang masih bisa kita dapatkan secara gratis sebelum kita harus membayar untuk fasilitas tersebut. Termasuk memasak air hangat menggunakan water heater portable ini, dengan demikian kita bisa menekan pengeluaran kita misalnya dengan memasak sup atau mie instan, kopi, teh, coklat untuk sarapan atau maupun mengisi perut yang keroncongan di malam hari setelah berjalan dan menguras tenaga di hari itu.
7. Konsumsi garlic soup instant dan coklat
Ketinggian yang rata-rata berada di atas 3000 MDPL, suhu dingin yang belum pernah kita dapatkan di Indonesia dan konsentrasi oksigen yang rendah kerap kali membuat tubuh kita rentan terserang penyakit yang bernama Altitude Mountain Sickness (AMS).
Dalam kondisi ini penderita AMS akan merasa pening, mual, muntah-muntah bahkan yang terburuk adalah hilang kesadaran. Peranan dari garlic soup atau sup bawang putih selain untuk menjaga stabilitas dari isi dompet kita, juga memiliki fungsi yang lebih penting yakni menjaga daya tahan tubuh kita selama mendaki, warga lokal mempercayai bahwa bawang putih adalah obat mujarab untuk mengahadang dan mengobati AMS. Dan ini memang terbukti.
Coklat memiliki peran ganda di dalam pendakian ini yang pertama adalah sebagai penambah tenaga yang bisa kita dapat dari kandungan glukosa-nya dan yang kedua adalah sebagai pengontrol mood. Tak dapat dipungkiri bahwa mendaki gunung adalah salah satu bentuk kegiatan yang berada di luar comfort zone, di sini kita bisa menemukan berbagai hal yang bisa merusak mood kita. Dan coklat adalah obatnya! Secara ilmiah coklat sudah terbukti memberikan sensasi nyaman dan kebahagiaan kepada yang memakannya.