Mohon tunggu...
Yosea Permana
Yosea Permana Mohon Tunggu... Seniman - pegawai swasta

Gemar melukis, menggambar dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menuju Terresa House #IndiaTravelJournal Part 5

1 Oktober 2015   00:31 Diperbarui: 29 Maret 2016   22:40 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memasuki area teressa house, Aku disambut oleh dua orang suster yang bertugas menjaga pintu masuk Terresa House. Mereka sangat ramah dan tak banyak bicara, hanya bertanya saja dari mana aku berasal. Lalu akupun diarahkannya untuk masuk kedalam. Biara ini tidak terlalu besar, hanya terdiri dari kapel dengan makam Mother di dalamnya, perpustakaan, musium mini tentang kisah hidup mother dan juga kamar-kamar untuk para suster yang tinggal disana.

Pertama aku memasuki ruangan makam Mother Teresa, aku melihat sebuah kotak marmer putih yang sederhana dengan nisan dan taburan bunga diatasnya. Ada beberapa orang yang duduk disekitar makam ini dan ada juga yang memanjatkan doa dengan khusyuk sambil menitikan air mata di hadapan makam Mother Teresa. Aku sungguh terharu melihatnya.

[caption caption="Terresa house"]

[/caption]

[caption caption="makam terresa"]

[/caption]

Lalu aku memasuki museum yang tepat berada sebelah ruangan makam, sebuah ruangan sempit yang dipenuhi dengan foto, artikel-artikel tentang sejarah hidup mother dan beberapa benda kepunyaan mother. Aku memandanginya satu persatu, mencoba meresapi dan merasakan apa yang telah Mother Terresa lakukan sepanjang hidupnya. Sungguh luar biasa dimana kala itu beliau datang ke Kolkata murni dalam misi sosial bukan keagamaan, bukan untuk mengajak masyarakat setempat untuk manganut ajaran Katholik apalagi meng-Katholikan Kolkata.

Apabila banyak orang pada kala itu menjadi penganut agama Katholik, itu bukanlah hasil 'jalaan' Mother, mereka sendirilah yang memilihnya. Mereka melihat sosok Mother sebagai seorang Katholik yang berprilaku mulia, oleh sebab itulah mereka menjadikannya panutan dan mulai mengikuti apa yang dilakukan oleh mother tanpa ada ajakan maupun paksaan. Beliau menyatakan kasih dengan tindakan bukan hanya sekefar ucapan kosong.

Lalu aku keluar dari pintu musium dan menuju tangga yang tepat berada di seberangnya. Tangga itu adalah tangga untuk menuju kamar Mother Terresa. Aku menaikinya dan melihat sebuah ruangan mungil dengan ranjang dan lemari-lemari yang masih tersusun rapi di dalamnya. Ini adalah tempat dimana mother merenung, beristirahat dan tinggal sepanjang hidupnya di Kolkata, di tempat ini jugalah mother menghembuskan nafas terakhirnya.

Perjalananku menuju Mother Terresa House usai sudah. Sebuah perjalanan singkat yang penuh dengan kejutan bagiku. Kala itu matahari sudah mulai turun, angin pun mulai terasa berhembus sejuk. Aku terduduk di halaman kapel Mother Terresa House untuk beberapa waktu, mencoba meresapi suasana damai di tempat ini sebelum harus keluar untuk menghadapi kembali kericuhan India.

[caption caption="suster di Terresa house"]

[/caption]

Bersambung : (In Progress : Menuju Jembatan Kantilever Tersibuk di Dunia, Howrah Bridge)

Artikel ini adalah lanjutan dari: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun