Kok bisa ya? Hidup bertetangga tapi tidak kenal dan tidak saling sapa. Ya bisa saja, dan itu terjadi dimasyarakat kita saat ini terutama yang tinggal di lingkungan perumahaan. Bahkan diantara mereka saling bermusuhan.
Dengan alasan sibuk kerja sehingga tidak pernah bertemu dengan tetangganya, sampai dengan alasan malas bergaul karena tidak suka dengan sosok tetangganya. Padahal, jika mereka mengalami kesusahan yang akan menolong adalah tetangga terdekatnya. Namun karena merasa tidak pernah susah dan belum terkena kesusahan maka tidak pernah minta tolong pada tetangga.
Bahkan pernah suatu ketika, saya mendapati warga yang saluran airnya mampet karena ulah tikus sehingga air buangan dari kamar mandinya masuk ke dinding rumah tetangganya. Sebagai tetangga yang baik mestinya mendatangi tetangga sebelahnya dan bertanya mengenai kerusakan saluran pembuangan airnya. Tapi apa yang dilakukan? Ternyata tetangga yang dimasuki air buangan itu melapor RT nya dan membawa pak RT nya ke rumah tetangga tersebut untuk menegurnya. Bahkan dengan sombong, ia menawarkan akan membantu memberi uang jika memang harus diperbaiki.
Kontan saja, tetangga sebelah yang sebenarnya baik itu merasa tersinggung, mengapa harus dengan pak RT bukan dibicarakan saja  baik-baik, cukup datang betamu dan diskusikan. Untungnya, pemilik saluran air rusak ini orangnya baik. Dengan tidak banyak komentar, ia langsung mencari sumber masalahnya dan memperbaikinya. Dan si tetangga omong besar itu tidak memberikan uang sebagaimana janjinya.
Nah, masalah kecil seperti ini saja masih sering terjadi. Bagaimana kita bicara masalah yang lebih besar, misalnya masalah teroris dan narkoba yang ada dilingkungan. Jika masyarakatnya tidak memiliki sikap peduli dan tidak kenal dengan tetangga maka kasus-kasus yang terjadi selama ini sulit untuk diredam.
Tidak sedikit komentar warga yang berkata tidak tahu kalau ada teroris atau gembong narkoba di tempat tinggalnya saat polisi sudah melakukan penggerebekan. Mereka beralasan kalau selama ini lingkungannya baik-baik saja tidak ada yang mencugikan. Bagaimana mungkin mereka bisa tahu, kalau antar warga memiliki sikap yang tidak kenal tetangga dan lingkunngannya.
Sudah saatnya kita menyadari sikap yang kurang peduli seperti ini. Mari mulai mengenali siapa tetangga kita dan saling berkomunikasi sehingga kita bisa mengantisipasi berbagai kejadian yang merugikan warga itu sendiri. @ Jan 2016 (yos)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H